Gangguan Jiwa atau Mental Disorder
00:04
Edit
Merupakan sindrom atau pola
perilaku, atau psikologik seseorang yang secara klinik cukup bermakna,
dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan atau gangguan
didalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia. Sebagai
tambahan, disimpulkan bahwa disfungsi itu adalah disfungsi dalam segi
perilaku, psikologik atau biologik, dan gangguan itu tidak semata-mata
terletak didalam hubungan antara orang dengan masyarakat (Rusdi Maslim,
1998).
Klasifikasi Gangguan Jiwa
Klasifikasi psikiatri melibatkan
pembedaan dari perilaku normal dari abnormal. Dalam hal ini normal dan
abnormal dapat berarti sehat dan sakit, tetapi bisa juga digunakan dalam
arti lain. Sejumlah gejala psikiatri berbeda tajam dari normal dan
hampir selalu menunjukkan penyakit ( Ingram et al., 1993): Gangguan Jiwa
dibagi menjadi dua kelainan mental utama, yaitu penyakit mental dan
cacat mental. Cacat mental suatu keadaan yang mencakup difisit
intelektual dan telah ada sejak lahir atau pada usia dini. Penyakit
mental secara tidak langsung menyatakan yang kesehatan sebelumnya,
kelainan yang berkembang atau kelainan yang bermanifestasi kemudian
dalam kehidupan
- Penyakit mental secara prinsip dibagi dalam psikoneurosis dan psikosis. Kategori ini sesuai dengan awam tentang kecemasan dan kegilaan. Psikoneurosis merupakan keadaan lazim yang gejalanya dapat dipahami dan dapat diempati. Psikosis merupakan penyakit yang gejalanya kurang dapat dipahami dan tidak dapat diempati serta klien sering kehilangan kontak realita.
- Istilah fungsional dan organik menunjukkan etiologi penyakit dan digunakan untuk membagi psikosis. Psikosis fungsional berarti ada gangguan fungsi, tanpa kelainan patologi yang dapat dibuktikan
Penyebab Gangguan Jiwa
Gejala utama atau gejala yang menonjol
pada gangguan jiwa terdapat pada unsur kejiwaan, tetapi penyebab
utamanya mungkin di badan (somatogenik), di lingkungan sosial
(sosiogenik) ataupun psikis (psikogenik), (Maramis, 1994). Biasanya
tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi beberapa penyebab sekaligus
dari berbagai unsur itu yang saling mempengaruhi atau kebetulan terjadi
bersamaan, lalu timbulah gangguan badan ataupun jiwa.
Macam-Macam Gangguan Jiwa
Gangguan jiwa artinya bahwa yang
menonjol ialah gejala-gejala yang psikologik dari unsur psikis (Maramis,
1994). Macam-macam gangguan jiwa (Rusdi Maslim, 1998): Gangguan mental
organik dan simtomatik, skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan
waham, gangguan suasana perasaan, gangguan neurotik, gangguan
somatoform, sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis
dan faktor fisik, Gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa,
retardasi mental, gangguan perkembangan psikologis, gangguan perilaku
dan emosional dengan onset masa kanak dan remaja.
1). Skizofrenia.
Skizofrenia
merupakan bentuk psikosa fungsional paling berat, dan menimbulkan
disorganisasi personalitas yang terbesar. Skizofrenia juga merupakan
suatu bentuk psikosa yang sering dijumpai dimana-mana sejak dahulu
kala. Meskipun demikian pengetahuan kita tentang sebab-musabab dan
patogenisanya sangat kurang (Maramis, 1994). Dalam kasus berat, klien
tidak mempunyai kontak dengan realitas, sehingga pemikiran dan
perilakunya abnormal. Perjalanan penyakit ini secara bertahap akan
menuju kearah kronisitas, tetapi sekali-kali bisa timbul serangan.
Jarang bisa terjadi pemulihan sempurna dengan spontan dan jika tidak
diobati biasanya berakhir dengan personalitas yang rusak ” cacat ”
(Ingram et al.,1995).
2). Depresi
Depresi merupakan
satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam
perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola
tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus
asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh diri (Kaplan, 1998). Depresi
juga dapat diartikan sebagai salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada
alam perasaan yang ditandai dengan kemurungan, keleluasaan, ketiadaan
gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa dan lain sebagainya
(Hawari, 1997). Depresi adalah suatu perasaan sedih dan yang
berhubungan dengan penderitaan. Dapat berupa serangan yang ditujukan
pada diri sendiri atau perasaan marah yang mendalam (Nugroho, 2000).
Depresi adalah gangguan patologis terhadap mood mempunyai karakteristik
berupa bermacam-macam perasaan, sikap dan kepercayaan bahwa seseorang
hidup menyendiri, pesimis, putus asa, ketidak berdayaan, harga diri
rendah, bersalah, harapan yang negatif dan takut pada bahaya yang akan
datang. Depresi menyerupai kesedihan yang merupakan perasaan normal yang
muncul sebagai akibat dari situasi tertentu misalnya kematian orang
yang dicintai. Sebagai ganti rasa ketidaktahuan akan kehilangan
seseorang akan menolak kehilangan dan menunjukkan kesedihan dengan tanda
depresi (Rawlins et al., 1993). Individu yang menderita suasana
perasaan (mood) yang depresi biasanya akan kehilangan minat dan
kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju keadaan mudah lelah dan
berkurangnya aktiftas (Depkes, 1993). Depresi dianggap normal terhadap
banyak stress kehidupan dan abnormal hanya jika ia tidak sebanding
dengan peristiwa penyebabnya dan terus berlangsung sampai titik dimana
sebagian besar orang mulai pulih (Atkinson, 2000).
3). Kecemasan
Kecemasan sebagai
pengalaman psikis yang biasa dan wajar, yang pernah dialami oleh setiap
orang dalam rangka memacu individu untuk mengatasi masalah yang
dihadapi sebaik-baiknya, Maslim (1991). Suatu keadaan seseorang merasa
khawatir dan takut sebagai bentuk reaksi dari ancaman yang tidak
spesifik (Rawlins 1993). Penyebabnya maupun sumber biasanya tidak
diketahui atau tidak dikenali. Intensitas kecemasan dibedakan dari
kecemasan tingkat ringan sampai tingkat berat. Menurut Sundeen (1995)
mengidentifikasi rentang respon kecemasan kedalam empat tingkatan yang
meliputi, kecemasn ringan, sedang, berat dan kecemasan panik.
4). Gangguan Kepribadian
Klinik menunjukkan bahwa gejala-gejala
gangguan kepribadian (psikopatia) dan gejala-gejala nerosa berbentuk
hampir sama pada orang-orang dengan intelegensi tinggi ataupun rendah.
Jadi boleh dikatakan bahwa gangguan kepribadian, nerosa
dan gangguan intelegensi sebagaian besar tidak tergantung pada satu dan
lain atau tidak berkorelasi. Klasifikasi gangguan kepribadian:
kepribadian paranoid, kepribadian afektif atau siklotemik, kepribadian
skizoid, kepribadian axplosif, kepribadian anankastik atau
obsesif-konpulsif, kepridian histerik, kepribadian astenik, kepribadian
antisosial, Kepribadian pasif agresif, kepribadian inadequat, Maslim
(1998).
5). Gangguan Mental Organik
Merupakan gangguan jiwa yang psikotik
atau non-psikotik yang disebabkan oleh gangguan fungsi jaringan otak
(Maramis,1994). Gangguan fungsi jaringan otak ini dapat disebabkan oleh
penyakit badaniah yang terutama mengenai otak atau yang terutama diluar
otak. Bila bagian otak yang terganggu itu luas , maka gangguan dasar
mengenai fungsi mental sama saja, tidak tergantung pada penyakit yang
menyebabkannya bila hanya bagian otak dengan fungsi tertentu saja yang
terganggu, maka lokasi inilah yang menentukan gejala dan sindroma,
bukan penyakit yang menyebabkannya. Pembagian menjadi psikotik dan tidak
psikotik lebih menunjukkan kepada berat gangguan otak pada suatu
penyakit tertentu daripada pembagian akut dan menahun.
6). Gangguan Psikosomatik
Merupakan komponen psikologik yang
diikuti gangguan fungsi badaniah (Maramis, 1994). Sering terjadi
perkembangan neurotik yang memperlihatkan sebagian besar atau
semata-mata karena gangguan fungsi alat-alat tubuh yang dikuasai oleh
susunan saraf vegetatif. Gangguan psikosomatik dapat disamakan dengan
apa yang dinamakan dahulu neurosa organ. Karena biasanya hanya fungsi
faaliah yang terganggu, maka sering disebut juga gangguan
psikofisiologik.
7). Retardasi Mental
Retardasi mental merupakan keadaan
perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama
ditandai oleh terjadinya hendaya keterampilan selama masa perkembangan,
sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh, misalnya
kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial (Maslim,1998).
8). Gangguan Perilaku Masa Anak dan Remaja.
Anak dengan gangguan perilaku
menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan permintaan, kebiasaan atau
norma-norma masyarakat (Maramis, 1994). Anak dengan gangguan perilaku
dapat menimbulkan kesukaran dalam asuhan dan pendidikan. Gangguan
perilaku mungkin berasal dari anak atau mungkin dari lingkungannya,
akan tetapi akhirnya kedua faktor ini saling mempengaruhi. Diketahui
bahwa ciri dan bentuk anggota tubuh serta sifat kepribadian yang umum
dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Pada gangguan otak
seperti trauma kepala, ensepalitis, neoplasma dapat mengakibatkan
perubahan kepribadian. Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi
perilaku anak, dan sering lebih menentukan oleh karena lingkungan itu
dapat diubah, maka dengan demikian gangguan perilaku itu dapat
dipengaruhi atau dicegah.
http://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/03/gangguan-jiwa-atau-mental-disorder.html