-->

INSOMNIA



Faktor Psikologis yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit sulit tidur ini adalah meliputi kegelisahan. Kegelisahan seperti kekhawatiran dengan masalah keuangan, takut ditinggal orang yang dicintai, kekhawatiran kehilangan pekerjaan dan rasa takut lainnya dapa membuat seseorang terserang penyakit insomnia. Selain rasa gelisah tekanan akibat stress, dan depresi, misalnya kehilangan orang yang dicintai, pekerjaan atau adanya masalah berat lainnya  juga sangat berpotensi bagi seseorang untuk mengalami penyakit insomnia.
Faktor fisik yang menyebakan seseorang menderita insomnia adalah seperti perubahan hormonal pada wanita yang yang dipengaruhi oleh premenstruasi dan monopouse. Selain itu faktor fisik lainnya adalah meliputi penurunan melatonin dan  kondisi kesehatan.
Beberapa faktor lain yang dapat  menjadi Penyebab insomnia adalah kebiasaan tidur yang tidak teratur, terlalu banyak mengkonsumsi alkohol, terlalu banyak mengkonsumsi obat obatan.  Selain itu kondisi lingkungan juga menjadi Penyebab Insomnia. (Sumber : http://www.syafir.com/2011/02/28/apa-itu-insomnia)

Gejala insomnia pada setiap individu tidaklah sama. Ada banyak perbedaan pengalaman yang dialami oleh orang yang terkena penyakit insomnia. Namun secara umum seseorang yang terkena insomnia adalah ketika ia mau tidur ia hanya gelisah membolak balikkan badan selama berjam jam . Meskipun ia bisa tidur, namun tidurnya tidaklah nyenyak  dan sering  terbangun di tengah tengah jam tidurnya dan kesulitan untuk menyambung tidurnya kembali.

Penderita insomnia berbeda dengan orang yang kurang tidur. Meskipun orang yang kurang tidur memiliki waktu tidur yang lebih sedikit, perbedaanya dengan orang yang menderita insomnia adalah pada kualitas tidur yang mereka jalani.
Juga merupakan gejala sesorang menderita insomnia adalah ia terbangun dari tidur terlalu dini. Selain itu seseorang yang menderita  insomnia juga mengalami rasa lelah setelah ia bangun dari tidur. (Sumber : http://www.syafir.com/2011/02/28/apa-itu-insomnia).

Kesulitan tidur adalah gangguan jiwa yang paling sering dialami oleh manusia. Hampir semua dari kita pernah mengalami insomnia minimal sekali dalam kehidupannya. Banyak faktor yang berkontribusi terhadap insomnia dan pada prakteknya di praktek psikiatri sehari-hari, kebanyakan hal tersebut disebabkan oleh gangguan kejiwaan.
Setidaknya ada empat hal yang sering berhubungan dengan insomnia yaitu penyakit fisik, penyakit jiwa, kebiasaan dan usia. Berikut adalah pemaparannya ;
Penyakit Fisik
Beberapa penyakit fisik seperti diabetes melitus (penyakit gula), penyakit pembesaran prostat, penyakit infeksi paru-paru yang menyebabkan gangguan pernapasan, penyakit non-infeksi paru-paru yang menyebabkan gangguan pernapasan seperti asma bronkiale, nyeri pada kondisi medis umum (akibat luka operasi, luka trauma karena kecelakaan, kanker, penyakit peradangan menahun yang menyebabkan nyeri),pasca stroke, gangguan jalan napas berhubungan dengan kelainan anatomi atau infeksi di Telinga Hidung Tenggorokan.

Penyakit Jiwa. Hampir semua kondisi gangguan kejiwaan bisa mengalami kesulitan tidur. Gangguan cemas, depresi, skizofrenia, gangguan waham, gangguan somatoform, gangguan penyalahgunaan zat narkotika dan gangguan lainnya bisa menyebabkan kondisi kesulitan tidur. Pada praktek sehari-hari di klinik psikiatri, pasien dengan kesulitan tidur paling banyak adalah dari kalangan pasien dengan gangguan jiwa ini.

Kebiasaan. Tidur adalah sesuatu yang mengikuti pola perilaku manusia. Maka tidur bisa dikondisikan. Pasien perlu mempunyai kebiasaan tidur yang baik terutama dalam pengaturan waktu tidur. Usahakan tidur jika sudah mengantuk dan tidur tidak lebih dari tengah malam.

Usia. Usia semakin lanjut biasanya akan berhubungan dengan semakin meningkatnya angka kejadian insomnia.
Tidur seharusnya dicapai dalam keadaan normal. Pasien dengan gangguan tidur perlu mendapatkan pengobatan dengan tujuan memperbaiki fungsi tidur normalnya. Jadi, tujuan pengobatan bukan untuk membantu pasien tidur dengan memberikan obat-obatan untuk tidur, tetapi obat bertujuan untuk memperbaiki fungsi tidurnya agar tidur tanpa obat atau tidur normal tercapai. Pada awal-awal terapi, pasien terkadang harus menggunakan obat apalagi jika insomnianya bukan merupakan masalah primer melainkan sekunder akibat kondisi gangguan jiwa lainnya.
Untuk itu, dasarnya harus diperbaiki dulu sehingga kondisi insomnianya tidak berulang. Kalau hanya menggunakan obat untuk membantu tidur tanpa menggunakan obat untuk mengobati dasar penyakitnya maka akan percuma. Selain itu pengobatan non-farmakologis (bukan dengan obat) diperlukan. Biasanya hal ini berhubungan dengan kebiasaan tidur dan makanan serta kegiatan yang berhubungan dengan tidur. Modifikasi gaya hidup sering diperlukan agar membantu proses tidur yang baik. Semoga bahasan singkat ini bisa membantu. (Sumber :  http://health.kompas.com/read/2012/05/21/16294353/Sulit.Tidur.dan.Ketergantungan.Obat.Tidur)







sumber:  http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/06/15/susah-tidur-insomnia/


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel