INSOMNIA
07:01
Edit
Faktor Psikologis yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit sulit tidur
ini adalah meliputi kegelisahan. Kegelisahan seperti kekhawatiran
dengan masalah keuangan, takut ditinggal orang yang dicintai,
kekhawatiran kehilangan pekerjaan dan rasa takut lainnya dapa membuat
seseorang terserang penyakit insomnia. Selain rasa gelisah tekanan
akibat stress, dan depresi, misalnya kehilangan orang yang dicintai,
pekerjaan atau adanya masalah berat lainnya juga sangat berpotensi
bagi seseorang untuk mengalami penyakit insomnia.
Faktor fisik yang menyebakan seseorang menderita insomnia
adalah seperti perubahan hormonal pada wanita yang yang dipengaruhi
oleh premenstruasi dan monopouse. Selain itu faktor fisik lainnya adalah
meliputi penurunan melatonin dan kondisi kesehatan.
Beberapa faktor lain yang dapat menjadi Penyebab insomnia
adalah kebiasaan tidur yang tidak teratur, terlalu banyak mengkonsumsi
alkohol, terlalu banyak mengkonsumsi obat obatan. Selain itu kondisi
lingkungan juga menjadi Penyebab Insomnia. (Sumber : http://www.syafir.com/2011/02/28/apa-itu-insomnia)
Gejala insomnia pada setiap individu tidaklah sama. Ada banyak perbedaan pengalaman yang dialami oleh orang yang terkena penyakit insomnia. Namun secara umum seseorang yang terkena insomnia
adalah ketika ia mau tidur ia hanya gelisah membolak balikkan badan
selama berjam jam . Meskipun ia bisa tidur, namun tidurnya tidaklah
nyenyak dan sering terbangun di tengah tengah jam tidurnya dan
kesulitan untuk menyambung tidurnya kembali.
Penderita insomnia berbeda dengan orang
yang kurang tidur. Meskipun orang yang kurang tidur memiliki waktu
tidur yang lebih sedikit, perbedaanya dengan orang yang menderita insomnia adalah pada kualitas tidur yang mereka jalani.
Juga merupakan gejala sesorang menderita
insomnia adalah ia terbangun dari tidur terlalu dini. Selain itu
seseorang yang menderita insomnia juga mengalami rasa lelah setelah ia
bangun dari tidur. (Sumber :
http://www.syafir.com/2011/02/28/apa-itu-insomnia).
Kesulitan tidur adalah gangguan jiwa yang paling sering dialami oleh
manusia. Hampir semua dari kita pernah mengalami insomnia minimal sekali
dalam kehidupannya. Banyak faktor yang berkontribusi terhadap insomnia
dan pada prakteknya di praktek psikiatri sehari-hari, kebanyakan hal
tersebut disebabkan oleh gangguan kejiwaan.
Setidaknya ada empat hal yang sering berhubungan dengan insomnia yaitu
penyakit fisik, penyakit jiwa, kebiasaan dan usia. Berikut adalah
pemaparannya ;
Penyakit Fisik
Beberapa penyakit fisik seperti diabetes melitus (penyakit gula),
penyakit pembesaran prostat, penyakit infeksi paru-paru yang
menyebabkan gangguan pernapasan, penyakit non-infeksi paru-paru yang
menyebabkan gangguan pernapasan seperti asma bronkiale, nyeri pada
kondisi medis umum (akibat luka operasi, luka trauma karena kecelakaan,
kanker, penyakit peradangan menahun yang menyebabkan nyeri),pasca
stroke, gangguan jalan napas berhubungan dengan kelainan anatomi atau
infeksi di Telinga Hidung Tenggorokan.
Penyakit Jiwa. Hampir semua kondisi gangguan kejiwaan
bisa mengalami kesulitan tidur. Gangguan cemas, depresi, skizofrenia,
gangguan waham, gangguan somatoform, gangguan penyalahgunaan zat
narkotika dan gangguan lainnya bisa menyebabkan kondisi kesulitan
tidur. Pada praktek sehari-hari di klinik psikiatri, pasien dengan
kesulitan tidur paling banyak adalah dari kalangan pasien dengan
gangguan jiwa ini.
Kebiasaan. Tidur adalah sesuatu yang mengikuti pola
perilaku manusia. Maka tidur bisa dikondisikan. Pasien perlu mempunyai
kebiasaan tidur yang baik terutama dalam pengaturan waktu tidur.
Usahakan tidur jika sudah mengantuk dan tidur tidak lebih dari tengah
malam.
Usia. Usia semakin lanjut biasanya akan berhubungan dengan semakin meningkatnya angka kejadian insomnia.
Tidur seharusnya dicapai dalam keadaan normal. Pasien dengan gangguan
tidur perlu mendapatkan pengobatan dengan tujuan memperbaiki fungsi
tidur normalnya. Jadi, tujuan pengobatan bukan untuk membantu pasien
tidur dengan memberikan obat-obatan untuk tidur, tetapi obat bertujuan
untuk memperbaiki fungsi tidurnya agar tidur tanpa obat atau tidur
normal tercapai. Pada awal-awal terapi, pasien terkadang harus
menggunakan obat apalagi jika insomnianya bukan merupakan masalah
primer melainkan sekunder akibat kondisi gangguan jiwa lainnya.
Untuk itu, dasarnya harus diperbaiki dulu sehingga kondisi insomnianya
tidak berulang. Kalau hanya menggunakan obat untuk membantu tidur tanpa
menggunakan obat untuk mengobati dasar penyakitnya maka akan percuma.
Selain itu pengobatan non-farmakologis (bukan dengan obat) diperlukan.
Biasanya hal ini berhubungan dengan kebiasaan tidur dan makanan serta
kegiatan yang berhubungan dengan tidur. Modifikasi gaya hidup sering
diperlukan agar membantu proses tidur yang baik. Semoga bahasan
singkat ini bisa membantu. (Sumber :
http://health.kompas.com/read/2012/05/21/16294353/Sulit.Tidur.dan.Ketergantungan.Obat.Tidur)
sumber: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/06/15/susah-tidur-insomnia/