Pengertian Biokimia
22:35
Edit
Biokimia berasal dari kata bio artinya
organisme hidup, sedangkan kimia adalah satu cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang perilaku dari bahan-bahan kimia. Ilmu Kimia juga
menitikberatkan terhadap komposisi bahan dan sifat-sifat yang berhubungan
dengan komposisi. Juga mengkonsentrasikan perbedaan interaksi senyawa satu
dengan senyawa lainnya dalam reaksi kimia untuk membentuk zat-zat baru (Brady
dan Humiston, 1986). Dengan demikian dapat digabungkan dua pengertian diatas
bahwa Biokimia meliputi studi tentang susunan kimia sel, sifat senyawa serta
reaksi yang terjadi di dalam sel, senyawa-senyawa yang menunjang aktivitas
organisme hidup serta energi yang diperlukan atau dihasilkan (Poedjiadi, 1994).
Ilmu
Biokimia bertujuan mempelajari sifat zat kimia yang terdapat di dalam jasad
hidup dan senyawa yang diproduksinya, mempelajari fungsi dan transformasi zat
kimia serta menelaah transformasi tersebut sehubungan dengan aktivitas
kehidupan (Girindra, 1993). Dari dua definisi Biokimia di atas, dapat
disimpulkan bahwa ada, dua aspek, yaitu struktur senyawa dan reaksi antara
senyawa di dalam organisme hidup. Dengan mempelajari struktur senyawa dan
reaksi yang terjadi, sifat-sifat umum organisme hidup dapat dijelaskan secara
rinci. Demikian pula faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi aktivitas
kehidupan dapat diketahui, sehingga dapat dihindari terjadinya dampak
lingkungan negatif. Jasad hidup (benda hidup) adalah sekumpulan zat tak hidup
yang dapat berbaur dan bereaksi serta berinteraksi satu sama lain dengan cara
dan susunan yang sangat rumit, namun teratur dengan baik (Girindra, 1993).
Contohnya, protein dan asam nukleat merupakan komponen utama penyusun sel.
Dengan mengetahui susunan kimia, struktur, sifat senyawa serta proses
metabolisme yang terjadi di dalam sel, dapat dijelaskan beberapa sifat umum
sel, misalnya yang berhubungan dengan faktor genetik pertumbuhan sel,
penyediaan dan penggunaan energi bagi proses metabolisme di dalam sel, dan
aktivitas enzim sebagai biokatalis dalam proses metabolisme. Jasad hidup (benda
hidup) tersusun darl molekul-molekul yang tidak bernyawa. Bila komponen jasad
hidup (benda hidup) diisolasi dan diteliti, molekul-molekul ini tidak
bertentangan dengan hukum fisika dan kimia, yang berlaku juga bagi benda-benda
mati. Walaupun demikian, organisme hidup mempunyai ciri-ciri hidup yang tidak
diperlihatkan oleh benda-benda mati.
Menurut
para ahli ada tiga ciri hidup yang dapat diidentifikasi bahwa sel hidup:
(1) sangat
terorganisasi dan sangat komplek, tiap komponen mempunyai fungsi yang sangat
spesifik;
(2) mempunyai
kemampuan untuk mengektrak energi dari sekelilingnya, dan
(3) dapat menurunkan
sifat atau merepleksikan dirinya sendiri dengan tepat dan terencana.
Ciri
hidup pertama,
menunjukkan bahwa tidak hanya berlaku untuk struktur mikroskopik, seperti
jantung, paru-paru, dan otak, tetapi juga bagi struktur intraseluler
mikroskopik, seperti inti sel. Demikian pula, senyawa kimia di dalam sel,
seperti protein dan lemak mempunyai fungsi khusus. Contoh lainnya, tanaman
mempunyai 3 tiga organ, seperti daun, batang dan akar. Ketiganya mempunyai
fungsi yang khusus dan sama-sama melaksanakan tugas agar tumbuhan dapat hidup.
Ciri
hidup kedua, memperlihatkan
organisme hidup mempunyai kemampuan untuk mengektrak, mengubah dan menggunakan
energi lingkungannya dalam bentuk zat organik atau energi sinar matahari.
Dengan energi ini memungkinkan organisme hidup membangun dan struktur
kompleknya, yang diperlukannya untuk melangsungkan kerja mekanis pada pergerakan,
dan untuk memindahkan senyawa kimia melalui membran. Organisme hidup tidak
pernah berada dalam keadaan seimbang di dalam dirinya atau dengan
lingkungannya. sedangkan benda mati tidak menggunakan energi secara terencana
untuk mempertahankan strukturnya dan untuk melakukan kerja. Jika terus
dibiarkan, benda mati cenderung terurai menuju keseimbangan dengan
lingkungannya.
Ciri
hidup ketiga merupakan sifat sel hidup yang paling menonjol
karena kemampuannya untuk berproduksi hampir sempurna selama ratusan bahkan
ribuan generasi, Eschericia coli bentuk dan ukurannya tidak mengalami
perubahan, bahkan struktural penyusunnya pun tidak mengalami perubahan
menyolok. Informasi genetik semua sel jasad hidup, semuanya terdapat di dalam
DNA (deoxyribonucleic acid).