Sepatuku Sempit Mah
06:15
Edit
Mataku terbuka, dari lelap tidur selimut malam. mamah ku memanggil segera aku keluar kamar, mandi, sarapan dan memakai baju sekolah. kebiasaan ku dipagi hari.
aku duduk di bangku SD kelas 2. kami tinggal disebuah pedesaan yang masih banyak dikelilingi hutan.
oh ya, seperti biasa. mamah selalu mengantarkanku kesekolah.
tidak seperti kebanyakan teman2ku yang diantar menggunakan motor.
aku diantar oleh mamah dengan berjalan kaki. sambil menggendong adikku yang masih kecil.
setiap perjalanan mamah selalu menggandeng tanganku. memastikan aku agar tidak terjatuh.
disetiap perjalanan kami bercakap.
aku bercakap tentang sepatuku yang sudah sempit. karena ukuran kakiku semakin bertambah.
"mah, sepatuku sudah sempit sekali, jempolku sakit mah. jalannya pelan-pelan"
mamah pun menjawab keluhanku " sabar ya , nanti kalau mamah sudah dapat uang, kita beli sepatu dipasar, hari minggu"
hatiku bahagia mendengar perkataan mamah. yang akan membelikanku sepatu.
tapi aku harus bersabar karena hari ini baru hari senin. padahal aku sudah tidak sanggup lagi menahan jempol kakiku yang tertekan oleh sepatu.
aku tahu mamah belum punya uang, maka dari itu, aku tidak mau mengeluh lagi. aku rela kakiku sakit karena sepatu sempit. dari pada aku harus merasa sakit hati karena melihat mamah pusing dengan keluhanku.
by. Zahra S
aku duduk di bangku SD kelas 2. kami tinggal disebuah pedesaan yang masih banyak dikelilingi hutan.
oh ya, seperti biasa. mamah selalu mengantarkanku kesekolah.
tidak seperti kebanyakan teman2ku yang diantar menggunakan motor.
aku diantar oleh mamah dengan berjalan kaki. sambil menggendong adikku yang masih kecil.
setiap perjalanan mamah selalu menggandeng tanganku. memastikan aku agar tidak terjatuh.
disetiap perjalanan kami bercakap.
aku bercakap tentang sepatuku yang sudah sempit. karena ukuran kakiku semakin bertambah.
"mah, sepatuku sudah sempit sekali, jempolku sakit mah. jalannya pelan-pelan"
mamah pun menjawab keluhanku " sabar ya , nanti kalau mamah sudah dapat uang, kita beli sepatu dipasar, hari minggu"
hatiku bahagia mendengar perkataan mamah. yang akan membelikanku sepatu.
tapi aku harus bersabar karena hari ini baru hari senin. padahal aku sudah tidak sanggup lagi menahan jempol kakiku yang tertekan oleh sepatu.
aku tahu mamah belum punya uang, maka dari itu, aku tidak mau mengeluh lagi. aku rela kakiku sakit karena sepatu sempit. dari pada aku harus merasa sakit hati karena melihat mamah pusing dengan keluhanku.
by. Zahra S