PETA TENTANG POLA DAN BENTUK MUKA BUMI
02:31
Edit
PETA TENTANG POLA DAN BENTUK MUKA BUMI
Kalian
tentu telah mengetahui apa yang dimaksud peta, bukan? Pengertian dan
jenis-jenis peta telah kalian pelajari di kelas VII. Peta merupakan
elemen penting penunjang studi geografi. Mengapa demikian? Karena
melalui peta, kalian dapat memperluas pandangan tentang bumi melalui
bidang yang lebih sempit sehingga tercakup oleh pancaindra. Berbagai
ketampakan alam dapat kalian analisis atau kalian identifikasi melalui
peta. Penggambaran peta dapat menyajikan data tentang relief permukaan
bumi, baik daratan maupun lautan.
A. Bentuk-Bentuk Muka Bumi pada Peta
Bentuk-bentuk
muka bumi daratan tidaklah rata, akan tetapi bervariasi, baik itu
berupa dataran, dataran tinggi, dataran rendah, tonjolan berupa bukit,
gunung, dome, maupun cekungan berupa sungai, lembah, ngarai, atau basin.
Penggambaran bentuk-bentuk muka bumi tersebut dapat digambarkan melalui
dua jenis peta, yaitu dengan menggunakan peta umum berwarna ataupun
dengan menggunakan peta khusus, seperti peta topografi atau peta kontur.
Pada peta kontur keadaan relief muka bumi dapat diketahui dengan jelas
dengan melihat tingkat kerapatan konturnya atau dengan membuat peta tida
dimensinya. Bentuk ketampakan muka bumi dapat kita bedakan menjadi
bentuk muka bumi daratan (termasuk sungai dan perairan darat lainnya)
serta bentuk muka bumi lautan. Penggambaran bentuk muka bumi tersebut
tentu saja tidak dapat ditampilkan sebagaimana aslinya, melainkan
berbentuk simbol. Adapun bentuk simbol-simbol yang digunakan untuk
menggambarkan ketampakan-ketampakan alam tersebut dapat berupa simbol
titik, simbol garis, ataupun simbol area dan warna. Penggunaan simbol
tersebut disesuaikan dengan bentuk-bentuk muka bumi yang digambarkan
pada peta. Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah uraian berikut ini.
1. Daratan
a. Dataran Rendah
Secara umum, dataran rendah diidentifikasikan sebagai relief daratan yang mempunyai ketinggian antara 0 - 400 m. Bentuk muka bumi berupa dataran rendah digambarkan dengan menggunakan simbol area berwarna hijau. Pewarnaan hijau tersebut dapat dipecah lagi menjadi beberapa tingkatan warna, misalnya warna hijau untuk ketinggian antara 0 - 100 m dan warna hijau muda untuk ketinggian antara 100 - 400 m. Pada peta topografi, dataran rendah dicirikan dengan penggambaran garis kontur yang jarang.
b . Dataran Tinggi
Dataran tinggi diidentifikasikan sebagai relief daratan yang relatif landai dengan ketinggian antara 400 - 1.000 meter dari permukaan air laut. Dataran tinggi digambarkan dengan menggunakan simbol area berwarna kuning atau cokelat muda. Pada peta topografi, penggambaran dataran tinggi digambarkan dengan garis kontur yang agak jarang, namun memiliki angka penunjuk kontur yang besar (antara 400 - 1.000 meter).
c . Kawasan Pegunungan atau Perbukitan
Kawasan pegunungan atau perbukitan diidentifikasikan sebagai daratan yang memiliki kemiringan lereng yang relatif lebih besar bila dibandingkan dengan dataran dan mempunyai ketinggian di atas 1.000 meter. Karena kemiringan lerengnya yang relatif besar, maka kawasan ini bila digambarkan dengan peta kontur akan memiliki garis-garis kontur yang relatif rapat satu sama lain. Adapun pada peta umum, kawasan ini digambarkan dengan simbol area berwarna cokelat.
d . Rawa, Danau, dan Waduk
Rawa merupakan wilayah daratan yang digenangi air, biasanya berada di dataran rendah atau di daerah pantai. Adapun danau adalah daratan luas yang digenangi air, sedangkan waduk adalah danau buatan. Keduanya biasanya terletak di dataran tinggi. Pada peta, danau dan waduk digambarkan dengan simbol area berwarna biru, sedangkan rawa digambarkan dengan simbol area berwarna hijau dengan garis putus-putus.
e . Sungai
Sungai merupakan jalur atau penampang yang dilalui oleh air dari hulu ke hilir. Pada umumnya, sungai memiliki mata air atau berhulu di kawasan pegunungan atau dataran tinggi dan bermuara di lautan. Pada peta, aliran sungai digambarkan dengan garis yang berkelok-kelok berwarna biru. Sementara itu, pada peta kontur, sungai digambarkan dengan garis yang memotong pola kontur dengan arah kontur membelok ke arah hulu.
f . Gunung
Gunung merupakan bentuk relief muka bumi yang menonjol. Pada umumnya, memiliki ketinggian di atas 1.000 meter. Dalam peta, gunung digambarkan dengan simbol segitiga berwarna merah untuk gunung aktif dan segitiga berwarna hitam untuk gunung mati (tidak aktif).
g . Kota/Permukiman dan Jalan
Suatu bentuk permukiman hanya ditunjukkan oleh letak ibukotanya. Berdasarkan hierarki kota, penggambaran letak ibukota digambarkan dengan simbol berikut ini.
Adapun jalan yang merupakan hasil budidaya manusia digambarkan dengan menggunakan simbol garis berwarna hitam atau merah. Besar kecilnya jalan (kelas jalan) juga dibedakan berdasarkan tingkat ketebalan garis pada peta. Pada peta-peta umum tertentu, terdapat simbol area berwarna kelabu untuk menunjukkan kawasan puncak gunung atau pegunungan bersalju serta warna cokelat cerah (terkadang berbintik-bintik) untuk menunjukkan daerah gurun.
2. Lautan
Berbeda dengan relief daratan yang mudah digambarkan karena dapat
terlihat dari atas, muka relief lautan relatif lebih sulit ditentukan.
Pada umumnya, lautan digambarkan dengan simbol area berwarna biru.
Seperti juga halnya dengan wilayah daratan, penggambaran warna tersebut
juga dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan warna berikut ini.
Pada beberapa peta terdapat warna biru gelap untuk menunjukkan letak suatu palung dan warna putih kelabu untuk menunjukkan perairan es. Terkadang juga terdapat tanda 4.255, artinya laut tersebut mempunyai kedalaman 4.255 meter.
B. Pola Sebaran Bentuk-Bentuk Muka Bumi pada Peta
Pada umumnya, peta umum memiliki warna dan simbol-simbol lain yang
mewakili ketampakan alam sebenarnya. Contohnya, Pulau Bali yang memiliki
bentang alam dataran rendah hingga dataran tinggi. Pewarnaannya dibuat
bertingkat, warna hijau menunjukkan dataran rendah dengan ketinggian
antara 0 - 100 m, warna hijau muda menunjukkan dataran sedang dengan
ketinggian antara 100 - 500 m, warna kuning menunjukkan dataran tinggi
dengan ketinggian antara 500 - 1.000 m, dan warna cokelat menunjukkan
daerah pegunungan dengan ketinggian > 1.000 m. Adapun puncak
tertinggi berada di puncak Gunung Agung yang memiliki ketinggian 3.142 m
di atas permukaan air laut. Dataran tinggi dan pegunungan terdapat di
bagian Utara, semakin ke Selatan, daratan semakin landai. Hal ini
menyebabkan aliran sungai di bagian Utara relatif pendek dan bermuara di
Laut Bali, sedangkan sungai-sungai (disimbolkan dengan garis
berkelok-kelok berwarna biru) di bagian Selatan yang bermuara di Samudra
Indonesia memiliki aliran yang relatif lebih panjang. Jika
diperhatikan, mayoritas aliran sungai mengarah ke Selatan, hanya
beberapa sungai saja yang mengalir ke arah Utara.
Pulau Bali memiliki rangkaian gunung atau pegunungan di bagian Utara. Kebanyakan gunung-gunung tersebut telah mati (tidak aktif). Hal ini ditunjukkan dengan gambar segitiga hitam di peta. Sementara itu, gunung yang masih aktif hanyalah Gunung Agung dan Gunung Batur (1.717 m) yang digambarkan dengan bentuk segitiga berwarna merah. Perairan darat berupa danau (disimbolkan dengan simbol area berwarna biru). Tercatat ada empat buah danau, yaitu Danau Batur (terluas), Danau Buyan, Danau Bratan, dan Danau Tamblingan. Keempat danau tersebut berada di daratan dengan ketinggian lebih dari 1.000 m di atas permukaan air laut. Berdasarkan bentang budayanya, Pulau Bali hanya memiliki satu pelabuhan udara (yang disimbolkan dengan gambar pesawat dalam lingkaran), yaitu Bandara Ngurah Rai di Denpasar serta terdapat empat pelabuhan penyeberangan (yang disimbolkan dengan gambar jangkar di dalam lingkaran), yaitu di Gilimanuk, Celukbawang, Benoa, dan di Tanjung Melanting. Berdasarkan skala yang ada, jarak antara ujung Timur Pulau Bali (Tanjung Jambela) hingga ujung Barat Pulau Bali (Tanjung Pasir) sejauh ± 111,15 km. Sementara itu, jarak antara ujung Utara Pulau Bali (Tanjung Bungkulan) hingga ujung Selatan Pulau Bali (Sawangan) sejauh ± 63,45 km. Perairan laut Pulau Bali terdiri atas perairan dangkal (0 - 200 m), perairan sedang (200 - 3.000 m) dan perairan dalam (> 3.000 m). Perairan dangkal terdapat di Selat Bali, bagian Selatan Pulau Bali dan perairan yang mengelilingi Nusa Penida. Kondisi ini menyebabkan kawasan ini banyak dijumpai pantai-pantai yang indah, seperti di Pantai Kuta, Pantai Sanur, Tanah Lot, dan Teluk Jimbaran.
2. Mengidentifikasi Bentuk Muka Bumi dengan Peta Khusus
Peta khusus atau peta tematik, yaitu peta yang hanya menyajikan suatu
data tertentu dalam penyajiannya. Salah satu contoh peta khusus atau
peta tematik adalah peta kontur. Kontur adalah garis khayal yang
menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama di permukaan
bumi. Jadi, peta kontur adalah peta yang menyajikan tentang ketinggian
tempat di muka bumi. Berikut ini karakteristik garis kontur.
a. Merupakan kurva tertutup dan tidak pernah berpotongan.
b. Selalu bersifat horizontal.
c. Lebih rapat konturnya berarti lerengnya lebih curam.
d. Selalu membelok pada lembah dan mengikuti lereng dari lembah ke arah udik (hulu).
e. Selalu tegak lurus dengan jurusan air yang mengalir di permukaan (misalnya, aliran sungai).
Interpretasi peta kontur memberikan informasi tentang ketinggian tempat, bentuk lereng (apakah berbentuk cekung, cembung, atau seragam), serta juga dapat menunjukkan kemiringan lereng (apakah lereng tersebut landai atau terjal). Selain itu dari peta kontur juga dapat digunakan untuk menentukan inversibility atau daerah yang tampak yang diperoleh dari pembuatan profil atau diagram penampang. Profil atau penampang adalah gambaran kenampakan suatu daerah apabila dipotong secara vertikal oleh bidang tegak lurus terhadap permukaannya. Perhatikanlah contoh berikut!
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa semakin rapat garis antarkontur, maka kemiringan lereng semakin terjal. Sebaliknya, semakin jarang garis antarkontur, maka kemiringan lereng semakin landai.
a. Bentuk Lereng
Selain untuk mengetahui kemiringan lereng, identifikasi tentang garis kontur juga dapat untuk mengetahui bentuk lereng. Berdasarkan bentuknya, lereng dapat berbentuk seragam, cekung, ataupun cembung. Lereng dapat pula berbentuk tegak lurus atau tebing, sehingga bila digambarkan menunjukkan garis kontur yang saling berimpit. Berikut ini contoh penggambaran ketiga bentuk lereng tersebut.
b . Bentuk Bukit
Penampang melintang suatu bukit tidaklah sama, ada yang memanjang dan ada yang membulat. Pada gambar berikut terlihat bahwa gambar (a) adalah gambar peta kontur yang menunjukkan bukit memanjang, sedangkan gambar (b) adalah gambar peta kontur yang menunjukkan bukit yang membulat.
c . Cekungan atau Depresi
Cekungan adalah bentuk muka bumi yang lebih rendah dari permukaan bumi di sekelilingnya. Cekungan dapat pula terjadi di puncak bukit atau gunung yang membentuk semacam kaldera luas seperti yang terdapat di Gunung Bromo. Bahkan di beberapa tempat, cekungan atau depresi dapat memiliki ketinggian di bawah permukaan air laut. Pada peta topografi, cekungan digambarkan dengan garis kontur yang semakin mengecil ke arah dalam, sehingga berlawanan dengan penggambaran gambar sebuah bukit.
A. Bentuk-Bentuk Muka Bumi pada Peta
Bentuk-bentuk
muka bumi daratan tidaklah rata, akan tetapi bervariasi, baik itu
berupa dataran, dataran tinggi, dataran rendah, tonjolan berupa bukit,
gunung, dome, maupun cekungan berupa sungai, lembah, ngarai, atau basin.
Penggambaran bentuk-bentuk muka bumi tersebut dapat digambarkan melalui
dua jenis peta, yaitu dengan menggunakan peta umum berwarna ataupun
dengan menggunakan peta khusus, seperti peta topografi atau peta kontur.
Pada peta kontur keadaan relief muka bumi dapat diketahui dengan jelas
dengan melihat tingkat kerapatan konturnya atau dengan membuat peta tida
dimensinya. Bentuk ketampakan muka bumi dapat kita bedakan menjadi
bentuk muka bumi daratan (termasuk sungai dan perairan darat lainnya)
serta bentuk muka bumi lautan. Penggambaran bentuk muka bumi tersebut
tentu saja tidak dapat ditampilkan sebagaimana aslinya, melainkan
berbentuk simbol. Adapun bentuk simbol-simbol yang digunakan untuk
menggambarkan ketampakan-ketampakan alam tersebut dapat berupa simbol
titik, simbol garis, ataupun simbol area dan warna. Penggunaan simbol
tersebut disesuaikan dengan bentuk-bentuk muka bumi yang digambarkan
pada peta. Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah uraian berikut ini.
1. Daratan
a. Dataran RendahSecara umum, dataran rendah diidentifikasikan sebagai relief daratan yang mempunyai ketinggian antara 0 - 400 m. Bentuk muka bumi berupa dataran rendah digambarkan dengan menggunakan simbol area berwarna hijau. Pewarnaan hijau tersebut dapat dipecah lagi menjadi beberapa tingkatan warna, misalnya warna hijau untuk ketinggian antara 0 - 100 m dan warna hijau muda untuk ketinggian antara 100 - 400 m. Pada peta topografi, dataran rendah dicirikan dengan penggambaran garis kontur yang jarang.
b . Dataran Tinggi
Dataran tinggi diidentifikasikan sebagai relief daratan yang relatif landai dengan ketinggian antara 400 - 1.000 meter dari permukaan air laut. Dataran tinggi digambarkan dengan menggunakan simbol area berwarna kuning atau cokelat muda. Pada peta topografi, penggambaran dataran tinggi digambarkan dengan garis kontur yang agak jarang, namun memiliki angka penunjuk kontur yang besar (antara 400 - 1.000 meter).
c . Kawasan Pegunungan atau Perbukitan
Kawasan pegunungan atau perbukitan diidentifikasikan sebagai daratan yang memiliki kemiringan lereng yang relatif lebih besar bila dibandingkan dengan dataran dan mempunyai ketinggian di atas 1.000 meter. Karena kemiringan lerengnya yang relatif besar, maka kawasan ini bila digambarkan dengan peta kontur akan memiliki garis-garis kontur yang relatif rapat satu sama lain. Adapun pada peta umum, kawasan ini digambarkan dengan simbol area berwarna cokelat.
d . Rawa, Danau, dan Waduk
Rawa merupakan wilayah daratan yang digenangi air, biasanya berada di dataran rendah atau di daerah pantai. Adapun danau adalah daratan luas yang digenangi air, sedangkan waduk adalah danau buatan. Keduanya biasanya terletak di dataran tinggi. Pada peta, danau dan waduk digambarkan dengan simbol area berwarna biru, sedangkan rawa digambarkan dengan simbol area berwarna hijau dengan garis putus-putus.
e . Sungai
Sungai merupakan jalur atau penampang yang dilalui oleh air dari hulu ke hilir. Pada umumnya, sungai memiliki mata air atau berhulu di kawasan pegunungan atau dataran tinggi dan bermuara di lautan. Pada peta, aliran sungai digambarkan dengan garis yang berkelok-kelok berwarna biru. Sementara itu, pada peta kontur, sungai digambarkan dengan garis yang memotong pola kontur dengan arah kontur membelok ke arah hulu.
f . Gunung
Gunung merupakan bentuk relief muka bumi yang menonjol. Pada umumnya, memiliki ketinggian di atas 1.000 meter. Dalam peta, gunung digambarkan dengan simbol segitiga berwarna merah untuk gunung aktif dan segitiga berwarna hitam untuk gunung mati (tidak aktif).
g . Kota/Permukiman dan Jalan
Suatu bentuk permukiman hanya ditunjukkan oleh letak ibukotanya. Berdasarkan hierarki kota, penggambaran letak ibukota digambarkan dengan simbol berikut ini.
Adapun jalan yang merupakan hasil budidaya manusia digambarkan dengan menggunakan simbol garis berwarna hitam atau merah. Besar kecilnya jalan (kelas jalan) juga dibedakan berdasarkan tingkat ketebalan garis pada peta. Pada peta-peta umum tertentu, terdapat simbol area berwarna kelabu untuk menunjukkan kawasan puncak gunung atau pegunungan bersalju serta warna cokelat cerah (terkadang berbintik-bintik) untuk menunjukkan daerah gurun.
2. Lautan
Berbeda dengan relief daratan yang mudah digambarkan karena dapat
terlihat dari atas, muka relief lautan relatif lebih sulit ditentukan.
Pada umumnya, lautan digambarkan dengan simbol area berwarna biru.
Seperti juga halnya dengan wilayah daratan, penggambaran warna tersebut
juga dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan warna berikut ini.Pada beberapa peta terdapat warna biru gelap untuk menunjukkan letak suatu palung dan warna putih kelabu untuk menunjukkan perairan es. Terkadang juga terdapat tanda 4.255, artinya laut tersebut mempunyai kedalaman 4.255 meter.
B. Pola Sebaran Bentuk-Bentuk Muka Bumi pada Peta
Pada umumnya, peta umum memiliki warna dan simbol-simbol lain yang
mewakili ketampakan alam sebenarnya. Contohnya, Pulau Bali yang memiliki
bentang alam dataran rendah hingga dataran tinggi. Pewarnaannya dibuat
bertingkat, warna hijau menunjukkan dataran rendah dengan ketinggian
antara 0 - 100 m, warna hijau muda menunjukkan dataran sedang dengan
ketinggian antara 100 - 500 m, warna kuning menunjukkan dataran tinggi
dengan ketinggian antara 500 - 1.000 m, dan warna cokelat menunjukkan
daerah pegunungan dengan ketinggian > 1.000 m. Adapun puncak
tertinggi berada di puncak Gunung Agung yang memiliki ketinggian 3.142 m
di atas permukaan air laut. Dataran tinggi dan pegunungan terdapat di
bagian Utara, semakin ke Selatan, daratan semakin landai. Hal ini
menyebabkan aliran sungai di bagian Utara relatif pendek dan bermuara di
Laut Bali, sedangkan sungai-sungai (disimbolkan dengan garis
berkelok-kelok berwarna biru) di bagian Selatan yang bermuara di Samudra
Indonesia memiliki aliran yang relatif lebih panjang. Jika
diperhatikan, mayoritas aliran sungai mengarah ke Selatan, hanya
beberapa sungai saja yang mengalir ke arah Utara.Pulau Bali memiliki rangkaian gunung atau pegunungan di bagian Utara. Kebanyakan gunung-gunung tersebut telah mati (tidak aktif). Hal ini ditunjukkan dengan gambar segitiga hitam di peta. Sementara itu, gunung yang masih aktif hanyalah Gunung Agung dan Gunung Batur (1.717 m) yang digambarkan dengan bentuk segitiga berwarna merah. Perairan darat berupa danau (disimbolkan dengan simbol area berwarna biru). Tercatat ada empat buah danau, yaitu Danau Batur (terluas), Danau Buyan, Danau Bratan, dan Danau Tamblingan. Keempat danau tersebut berada di daratan dengan ketinggian lebih dari 1.000 m di atas permukaan air laut. Berdasarkan bentang budayanya, Pulau Bali hanya memiliki satu pelabuhan udara (yang disimbolkan dengan gambar pesawat dalam lingkaran), yaitu Bandara Ngurah Rai di Denpasar serta terdapat empat pelabuhan penyeberangan (yang disimbolkan dengan gambar jangkar di dalam lingkaran), yaitu di Gilimanuk, Celukbawang, Benoa, dan di Tanjung Melanting. Berdasarkan skala yang ada, jarak antara ujung Timur Pulau Bali (Tanjung Jambela) hingga ujung Barat Pulau Bali (Tanjung Pasir) sejauh ± 111,15 km. Sementara itu, jarak antara ujung Utara Pulau Bali (Tanjung Bungkulan) hingga ujung Selatan Pulau Bali (Sawangan) sejauh ± 63,45 km. Perairan laut Pulau Bali terdiri atas perairan dangkal (0 - 200 m), perairan sedang (200 - 3.000 m) dan perairan dalam (> 3.000 m). Perairan dangkal terdapat di Selat Bali, bagian Selatan Pulau Bali dan perairan yang mengelilingi Nusa Penida. Kondisi ini menyebabkan kawasan ini banyak dijumpai pantai-pantai yang indah, seperti di Pantai Kuta, Pantai Sanur, Tanah Lot, dan Teluk Jimbaran.
2. Mengidentifikasi Bentuk Muka Bumi dengan Peta Khusus
Peta khusus atau peta tematik, yaitu peta yang hanya menyajikan suatu
data tertentu dalam penyajiannya. Salah satu contoh peta khusus atau
peta tematik adalah peta kontur. Kontur adalah garis khayal yang
menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama di permukaan
bumi. Jadi, peta kontur adalah peta yang menyajikan tentang ketinggian
tempat di muka bumi. Berikut ini karakteristik garis kontur.a. Merupakan kurva tertutup dan tidak pernah berpotongan.
b. Selalu bersifat horizontal.
c. Lebih rapat konturnya berarti lerengnya lebih curam.
d. Selalu membelok pada lembah dan mengikuti lereng dari lembah ke arah udik (hulu).
e. Selalu tegak lurus dengan jurusan air yang mengalir di permukaan (misalnya, aliran sungai).
Interpretasi peta kontur memberikan informasi tentang ketinggian tempat, bentuk lereng (apakah berbentuk cekung, cembung, atau seragam), serta juga dapat menunjukkan kemiringan lereng (apakah lereng tersebut landai atau terjal). Selain itu dari peta kontur juga dapat digunakan untuk menentukan inversibility atau daerah yang tampak yang diperoleh dari pembuatan profil atau diagram penampang. Profil atau penampang adalah gambaran kenampakan suatu daerah apabila dipotong secara vertikal oleh bidang tegak lurus terhadap permukaannya. Perhatikanlah contoh berikut!
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa semakin rapat garis antarkontur, maka kemiringan lereng semakin terjal. Sebaliknya, semakin jarang garis antarkontur, maka kemiringan lereng semakin landai.
a. Bentuk Lereng
Selain untuk mengetahui kemiringan lereng, identifikasi tentang garis kontur juga dapat untuk mengetahui bentuk lereng. Berdasarkan bentuknya, lereng dapat berbentuk seragam, cekung, ataupun cembung. Lereng dapat pula berbentuk tegak lurus atau tebing, sehingga bila digambarkan menunjukkan garis kontur yang saling berimpit. Berikut ini contoh penggambaran ketiga bentuk lereng tersebut.
b . Bentuk Bukit
Penampang melintang suatu bukit tidaklah sama, ada yang memanjang dan ada yang membulat. Pada gambar berikut terlihat bahwa gambar (a) adalah gambar peta kontur yang menunjukkan bukit memanjang, sedangkan gambar (b) adalah gambar peta kontur yang menunjukkan bukit yang membulat.
c . Cekungan atau Depresi
Cekungan adalah bentuk muka bumi yang lebih rendah dari permukaan bumi di sekelilingnya. Cekungan dapat pula terjadi di puncak bukit atau gunung yang membentuk semacam kaldera luas seperti yang terdapat di Gunung Bromo. Bahkan di beberapa tempat, cekungan atau depresi dapat memiliki ketinggian di bawah permukaan air laut. Pada peta topografi, cekungan digambarkan dengan garis kontur yang semakin mengecil ke arah dalam, sehingga berlawanan dengan penggambaran gambar sebuah bukit.