Perempuan itu menulis Puisinya
20:54
Edit
KEPADA PEREMPUAN
Perempuan itu menulis puisinya
pada sebuah lagu kutitip makna syair, nada dan irama yang sempurna
tentang perempuan yang meninggalkan tangisan
pada petapeta sajak di tubuhnya yang sunyi
serupa petualang yang memahat cinta hingga berlabuh di dermaga
Lalu memutuskan pulang dari perjalanan yang panjang
Perempuan itu menulis puisi,
Hidup ini ada di bawah kaki yang berdiri tegak di atas batu dingin
mengikuti jalan angin
Serupa lukisan abstrak yang bermakna besar
Serupa syairsyair cinta yang tak tertebak
Dari seorang penyair yang melagukan puisi rayuan semerbak mawar
cericit burung melempar ribuan tanya pada belukar
Berapa banyak anakanak lagikah akan lahir dari persetubuhan alam ?
Berapa banyak perempuan lagikah yang akan lahir dari rahim puisipuisi cinta ?
atau wajah penuh amarah yang akan lahir dari percikan api di langit malam ?
tapi bukankah kita terlahir untuk dan karena sebuah alasan
bahwa hidup serupa jalan di loronglorong waktu yang gulita
dan membaca kata di panggung kosong tanpa suara
Perempuan itu menghentikan puisinya,
Ah aku melangkah menghitung detik yang menimbun luka tanpa kata
tak perlu lagi ada tanya tentang berapa, apa dan bagaimana
hingga waktu bertanya dalam bahasanya, sampai di manakah perahu akan berlayar ?
memecah rindurindu menuju jalan kembali pada tanah asal
Perempuan itu menulis puisinya
pada sebuah lagu kutitip makna syair, nada dan irama yang sempurna
tentang perempuan yang meninggalkan tangisan
pada petapeta sajak di tubuhnya yang sunyi
serupa petualang yang memahat cinta hingga berlabuh di dermaga
Lalu memutuskan pulang dari perjalanan yang panjang
Perempuan itu menulis puisi,
Hidup ini ada di bawah kaki yang berdiri tegak di atas batu dingin
mengikuti jalan angin
Serupa lukisan abstrak yang bermakna besar
Serupa syairsyair cinta yang tak tertebak
Dari seorang penyair yang melagukan puisi rayuan semerbak mawar
cericit burung melempar ribuan tanya pada belukar
Berapa banyak anakanak lagikah akan lahir dari persetubuhan alam ?
Berapa banyak perempuan lagikah yang akan lahir dari rahim puisipuisi cinta ?
atau wajah penuh amarah yang akan lahir dari percikan api di langit malam ?
tapi bukankah kita terlahir untuk dan karena sebuah alasan
bahwa hidup serupa jalan di loronglorong waktu yang gulita
dan membaca kata di panggung kosong tanpa suara
Perempuan itu menghentikan puisinya,
Ah aku melangkah menghitung detik yang menimbun luka tanpa kata
tak perlu lagi ada tanya tentang berapa, apa dan bagaimana
hingga waktu bertanya dalam bahasanya, sampai di manakah perahu akan berlayar ?
memecah rindurindu menuju jalan kembali pada tanah asal
http://riniintama.wordpress.com/2011/05/26/check-out-my-slide-show/