-->

ASUHAN KEPERAWATAN INFARK MIOKARD AKUT


Asuhan Keperawtan

ASUHAN KEPERAWATAN INFARK MIOKARD AKUT

Kasus : Infark miokard akut yang disebabkan oleh penurunan aliran darah melalui satu   atau
 lebih arteri koroner, mengakibatkan iskemik miokard dan nekrosis. 

Dasar Data Pengkajian Pasien :

Aktivitas
Gejala
Tanda
Kelemahan,kelelahan, tidak dapat tidur. Pola hidup menetap, jadwalolahraga tak teratur.
Takikardi, dispnea, pada istirahat atau aktivitas.








Sirkulasi

Gejala
Tanda
Riwayat IM sebelumnya, penyakit arteri koroner, GJK, masalah TD, Diabetes militus.
TD: dapat normal atau naik/turn ; perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk atau berdiri.
Nadi : dapat normal ;penuh/tak kuat, atau lemah/kuat kualitasnya dengan pengisisan kapiler lambat ; tidak teratur (disripnia) mungkin terjadi.
Bunyi Jantung : bunyi jantung ekstra : S3/S4 mungkin menunjukkan gagal jantung atau penurunan kontakitilitas atau complain pnetrikel.
Murmur :bila ada menunjukkan gagal katupo atau disfungsi otot papilar.
Friksi : dicurigai perikarditis.
Irama jantung : dapat teratur atau tak teratur
Edema : distensi vena juguler edema dependen atau perifer, edema umum, krekels mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel.
Warna : pucat (sianosis) / kulit abu-abu, kuku datar, pada membrane mukosa dan bibir.   

Intregitas ego
Gejala
Tanda
Menyangkal gejala penting/adanya kondisi.
Takut mati, perasaan ajal sudah dekat.
Marah pada penyakit/perawatan yang “tak perlu”
Kuatir tentang keluarga, kerja, keuangan.
Menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata.
Gelisah, marah, prilaku menyerang.
Focus pada diri sendiri/nyeri


Eliminasi
Tanda
Normal atau bunyi usus menurun

Makanan/cairan
Gejala
Tanda
Mual, kehilangan nafsu makan, bersendawa, nyeri ulu hati atau terbakar.
Penurunan turgor kulit: kulit kering atau berkeringat.
Muntah.
Perubahan berat badan.

Higine
Tanda/Gejala
Kesulitan melakukan tugas perawatan.

Neurosensorik
Gejala
Tanda
Pusing, berdenyut selama tidur (duduk atau istirahat)
Perubahan mental
kelemahan

Nyeri/Ketidaknyamanan
Gejala
Tanda
Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tak berhubungan dengan aktifitas, tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin). Meskipun kebanyakan nyeri dalam dan visceral, 20% IM ada nyeri.
Lokasi : tipikal pada dada anterior, substenal, prekordia; dapat menyebar ke tangan rahang wajah. Tidak tertentu lokasinya seperti epigastrium, siku, rahang koma, abdomen, pungggung leher.
Kualitas : “chrusing”, menyempit, berat, menetap, tertekan, seperti dapat dilihat.
Intensitas : biasanya 10 pada skala 1-10; mungkin “pengalaman nyeri paling buruk yang pernah dialami.
Catatan : nyeri mungkin tak ada pada pasien pasca oprasi, dengan diabetes militus atau hipertensi atau lansia.
Wajah meringis, perubahan postur tubuh
Menangis, merintih, meregang, menggeliat.
Menarik diri, kehilangan kontak mata.
Respon otomatik : perubahan frekuensi atau irama jantung, TD, pernafasan, atau warna kulit atau kelembaban, kesadaran.


Pernafasan
Gejala
Tanda
Dispnea dengan/tanpa kerja, dispnea noktunal.
Batuk dengan/tanpa produksi sputum.
Riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis.
Peningkatan frekuensi pernapasan, napas sesak/kuat.
Pucat atau sianosis.
Bunyi napas: bersih atau krekels/mengi.
Sputum: bersih, merah muda kental.

Interaksi Sosial
Gejala
Tanda
Stress saat ini contoh kerja, keluarga.
Kesulitan koping dengan stressor yang ada, contoh penyakit, perawatan di rumah sakit.
Kesulitan istirahat dengan tenang, respon terlalu emosi (marah terus menerus, takut).
Menarik diri dari keluarga.

Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala
Pertimbangan Rencana Pemulangan
Riwayat keluarga penyakit jantung/IM, diabetes, stroke, hipertensi, penyakit vaskuler perifer.
Pengguna tembakau.
DRG menunjukan rerata lama dirawat: 7,3 hari (2-4 hari/CCU)
Bantuan pada persiapan makan, belanja, transportasi, perawatan rumah/memelihara tugas, susunan fisik rumah.

Pemeriksaan diagnostik
EKG : menunjukkan peninggian gelombang S-T, iskemia berarti ;  penurunan atau datarnya gelombang T, menunjukkan cedera; dan adanya gelombang Q, nekrosis.
Enzim jantung dan iso-enzim ; CPK-MB (isoenzim yang ditemukan pada otot jantung) meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam. Kembali normal dalam 36-48 jam. LDH Meningkat dalam 12-24 jam, memuncak dalam 24-48 jam, dan memakan waktu lama untuk kembali normal. AST (aspartat amonitransferase) meningkat (kurang nyata/khusus) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak dalam 24 jam, kembali normal dalam 3-4 hari.
Elektrolit ;  ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan dapat mempengaruhi kontraktilitas, contoh hipokalemia/hiperkalimea.
Sel darah putih ; leukosit (10.000-20.000) biasanya tampak pada hari kedua setelah IM sehubungan dengan proses inflamasi.
Kecepatan sedimentasi ; meningkat pada hari kedua ketiga setelah MI, menunjukkan inflamasi.
Kimia ; meungkin normal tergantung abnormalitas fungsi/perfusi organ akut/kronis.
GDA/Oksimetri nadi ; dapat menunjukkan hipoksia atau proses penyakit paru akut/kronis.
Kolestrol/trigliserida serum ; meningkat, menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau aneurisma ventrikular.
Ekokardiogram ; mungkin dilakukan untuk menetntukan dimensi serambi, gerakan katup/dinding ventrikuler, dan konfigurasi atau fungsi katup. 

Prioritas Keperawatan
1.      Menghilangkan nyeri, cemas
2.      Menurunkan kerja miokard
3.      Mencegah/mendeteksi dan membantu pengobatan distrimia yang mengancam hidup atau komplikasi
4.      Meningkatkan kesehatan jantung, perawatan diri

Tujuan Pemulangan
1.      Tak ada nyeri dada/terkontrol
2.      Kecepatan jantung/irama mampu mempertahankan curah jantung adekuat/perfusi jaringan
3.      Meningkatkan tingkat aktivitas untuk perawatan diri dasar
4.      Ansietas berkurang/teratasi
5.      Proses penyakit, rencana pengobatan, dan prognosis di pahami




Diagnosa Keperawatan
Nyeri (Akut)
Dapat dihubungkan dengan
Iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koroner
Kemungkinan dibuktikan oleh
Keluahan nyeri dada dengan/tanpa penyebaran,
Wajah meringis
Gelisah, perubahan tingkat kesadaran
Perubahan nadi, TD
Hasil yang diharapkan atau/kriteria evaluasi  pasien akan
Menyatakan nyeri dada hilang terkontrol
Mendemostrasikan penggunaan teknik relaksasi
Menunjukkan menurunnya tegangan, rileks, mudah bergerak.

Tindakan/Intervensi
Rasional
Mandiri :
Pantau atau catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan respon hemodinamik (contoh, meringis, menangis, gelisah berkeringat, mencengkram dada, napas cepat, TD/frekuensi jantung berubah)

Variasi penampilan dan perilaku pasien  karena nyeri terjadi sebagai temuan pengkajian.kebanyakan pasien dengan IM  akut tampak sakit, distraksi, dan berfokus pada nyeri. Riwayat verbal dan penyelidikan lebih dalam terhadap faktor pencetus harus ditunda sampai nyeri hilang. Pernapasan mungkin meningkat sebagai akibat nyeri dan berhubungan dengan cemas, sementara hilangnya stress menimbulkan katekolamin akan meningkatkan kecepatan jantung dan TD. 

Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien termasuk lokasi; intensitas (0-10) ; lamanya ; kualitas (dangkal/menyebar) dan penyebaran.
Nyeri sebagai pengalaman subjektif dan harus digambarkan oleh pasien. Bantu pasien untuk menilai nyeri denganmembandingkannya dengan pengalaman yang lain.

Kaji ulang riwayat angina sebelumnya, nyeri menyerupai angina, atau nyeri IM. Diskusikan riwayat keluarga.
Dapat membandingkan nyeri yang ada dari pola sebelumnya, sesuai dengan isentifikasi komplikasi seperti meluasnya infark, emboli paru, atau perikarditis.

Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera.
Penunda pelaporan nyeri menghambat peredaan nyeri/memerlukan peningkatan dosis obat. Selain itu, nyeri berat dapat menyebabkan syok dengan merangsang sistem saraf simpatis, mengakibatkan kerusakan lanjut dan mengganggu diagnostik dan hilangnya nyeri.

Berikan lingkungan yang tenang, aktivitas perlahan dan tindakan nyaman (contoh sprei yang kering/tak terlipat, gosokan punggung), pendekatan pasien dengan tenang dan dengan percaya.
Menurunkan rangsang ekternal dimana ansietas dan regangan jantung seta keterbatasan kemampuan koping dan keputusan terhadap situasi saat ini.

Bantu melakukan tekhnik relaksasi, misalnya, napas dalam/perlahan, perilaku distraksi, visualisasi, bimbingan imajinasi.
Membantu dalam penurunan persepsi/respons nyeri. Memberikan kontrol situasi, meningkatkan perilaku positif.

Perikas tanda vital sebelum dan sesudah obat narkotik
Hipotensi/depresi pernapasan dapat terjadi sebagai akibat pemberian narkotik. Masalah ini dapat meningkatkan kerusakan miokardia pada adanya kegagalan ventrikel.

Kolaborasi :
Berikan oksigen tamabahan dengan kanula nasal atau masker sesuai indikasi.


Meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk pemakaian miokardia dan juga mengurangi ketidaknyamanan sehubungan dengan iskemia jaringa.

Berikan obat sesuai indikasi, contoh :
Antingani, contoh nitrigliserin (Nitri-Bid, Nitrostat, Nitro-Dur).

Nitrat berguna untuk kontrol nyeri dengan efek vasodilatasi koroner, yang meningkatkan aliran darah koroner dan perfusi miokardia. Efek vasodilatasi perifer menurunkan volume darah kembali kejantung (preload) sehingga menurunkan kerja otot jantung dan kebutuhan oksigen.

Penyekat –β, contoh atenolol (tenormin) ; pindolol (Visken) ; propanolol (inderal)
Agen penting kedua untuk mengontrol nyeri melalui efek hambatan rangasang simpatis, dengan begitu menurunkan FJ, TD sistolik, dan kebutuhkan oksigen miokard. Dapat diberikan sendiri atau dengan nitrat. Catatan : penyakit β mungkin dikontraindikasikan bila kontraktilitas miokardia sangat terganggu, karena inotropik negatif dapat lebih menurunkan kontraktilitas.

Analgesik, contoh ; morfin, meperidin (demerol).
Meskipun morfin IV adalah pilihan, suntikan narkotik lain dapat dipakai pada fase akut/nteri dada berulang yang tak hilang dengan nitrogliserin untuk menurunkan nyeri hebat, memberikan sedasi, dan mengurangi kerja miokard. Hindario suntikan IM. Dapat mengganggu indikator diagnostik CPK dan tidak diabsorbsi baik oleh jaringan kurang perfusi.

Penyakit saluran kalsium. Contoh ; verapamil (calan);diltiazem (prokardia).
Efek vasodilatasi dapat meningkatkan aliran darah koroner, sirkulasi kolateral dan menurunkan preload dan kebutuhan oksigen miokardia. Beberapa diantaranya mempunyai properti antidisritmia.

Angioplasti PTCA juga disebut angioplasti balon.
Prosedur ini untuk membuka sebagian hambatan arteri koroner sebelum terhambat secara total. Mekanisme tampaknya merupakan kombinasi regangan  pembuluh dan tekanan plak.

Diagnosa Keperawatan
Intoleran/Aktivitas
Dapat dihungkan dengan
Ketidakseimbangan anatar suplai oksigen miokard kebutuhan.
Adanya iskemia/nekrotik jaringan miokard
Efek obat depresan jantung (penyekat-β, antidisritmia)
Kemungkinan dibuktikan oleh
Gg. Frekuensi jantung dan TD dalam aktivitas
Terjdinya disritmia
Perubahan warna kulit/kelembaban
Angina karena kerja
Kelemahan umum
Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi pasien akan
Mendemonstrasikan peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur/maju denganfrekuensi jantung/irama dan TD dalam batas normal pasien dan kulit hangat, merah muda, dan  kering.
Melaporkan tak adanya angina/terkontrol dalam rentang waktus elama pemberian obat.

Tindakan/Intervensi
Rasional
Mandiri :
Catat atau dokumentasi frekuensi jantung, irama, dan perubahan TD sebelum, selama, sesudah aktivitas sesuai indikasi. Hubungan dengan laporan nyeri dada/napas pendek. (rujuk pada DK; curah jantung, menurun, resiko tinggi dll)

Kecendrungan menetukan respons pasien terhadap aktivitas dan dapat menindikasikan penurunan oksigen mioakardia yang memerlukan penurunan tingkat aktivitas atau kemabli tirah baring, perubahan program obat, penggunaan oksigen tambahan.

Tingkatkan istirahat (tempat tidur/kursi). Batasi aktivitas pada dasar nyeri/respons hemodinamik. Berikan aktivitas senggang yang tidak berat.
Menurunkan kerja miokard/konsumsi oksigen, menurunkan rsiko komplikasi (contoh ; perluasan IM).

Batasi pengunjung dan atau kunjungan oleh pasien
Pembicaraan yang sangat panjang dapat mempengaruhi psaien, namun peride kunjungan yang tenak bersifat terpeutik.

Anjurkan pasien menghindari peningkatan tekanan abdomen, contoh mengejan saat defekasi.
Aktivitas yang memerlukan menahan napas dan menunduk  dapat meningkatkan bradikardi, juga menurunkan curah jantung, dan takikardia dengan peningkatan TD.

Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas, contoh bangun dari kursi bila tak ada nyeri, ambulasi dan istirahat selama 1 jam setelah makan.
Aktivitas yang maju memberikan komtrol jantung, meningkatkan regangan dan memcegah aktivitas berlebihan.

Kaji ulang tanda/gejala yang menunjukkan tidak toleran terhadap aktivitas atau memerlukan pelaporan pada perawat/dokter.
Palpitasi, nadi tak teratur, adanya  nyeri dada atau dispnea dapat mengindikasikan kebutuhan perubahan program olahraga atau obat.

Kolaborasi :
Rujuk ke rpogram rehabilitasi jantung.

Memberikan dukungan/pengawasan tambahan pberlanjut dan partisipasi proses penyembuhan dan kesejateraan.

Diagnosa Keperawatn
Ansietas/Ketakutan, Uraikan Tingkatan
Dapat dihubungkan dengan
Ancaman atau perubahan kesehatan dan status sosioekonomi.
Ancaman kehilangan.kematian.
Tidak sadar konflik tentang esensi nilai, keyakinan dan tujuan hidup.
Transmisi interpersonal/penularan.
Kemungkinan dibuktikan oleh
Perilaku takut.
Ketakutan, peningkatan tegangan, gelisah, wajah tegang.
Ragu-ragu.
Perasaan tidak adekuat.
Keluhan somatik/rangsang simpatis.
Fokus pada diri sendiri, mengekspresikan masalah tentang kejadian saat ini.
Perilaku menantang/menghindar.
Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi pasien akan
Mengenal perasaannya.
Mengidentifikasi
Penyebab, faktor yang mempengaruhi.
Menyatakan penurunan ansietas/takut.
Mendemonstrasikanketerampilan pemecahan masalah poditif.
Mengidentifikasi sumber secara tepat.

Tindakan/intervensi
Rasional
Mandiri :
Identifikasi dan ketahui persepsi pasien terhadap ancaman/situasi. Dorong mengekspresikan dan jangan menolak perasaan marah, kehilangan, takut, dll

Koping terhadap nyeri dan trauma emosi IM sulit. Pasien dapar takut mati dan/ cemas tentang lingkungan. Cemas berkelanjjutan (sehubungan dengan masalah tentang dampak serangan jantung pada pola hidup selanjutnya, masih tak teratasi, dan efek penyakit pada keluarga) mungkin terjadi dalam berbagai derajat selama beberapa waktu dan dapat dimanifestasikan oleh gejala depresi.

Catat adanya kegelisahan monal dan/ menyangkal (efek tak tepat atau menolak mengikuti program medis)
Penelitian terhadap frekuensi hidup antara individu tipe A/tipe B dan dampak penolakan telah berarti dua. Namun, penelitian menunjukkan beberapa hubungan antara derajat atau ekspresi marah/ gelisah dan peningkatan resiko IM.

Mempertahankan gaya percaya (tanpa keyakinan yang salah).
Pasien dan orang terdekat dapat dipengaruhi oleh cemas atau ketidalk tenangan anggota tim kesehatan. Penjelasan yang jujur dapat menghilangkan kecemasa.
Kaji tanda verbal atau non verbal kecemasan dan tinggal dengan pasien. Lakukan dengan tindakan bila pasien menunjukkan perilaku merusak.
Pasien mungkin tidak menunjukkan masalah secara langsung, tetapi kata-kata/tindakan dapat menunjukkan rasa agitasi, marah dan gelisah. Intervensi dapat membantu pasien meningkatkan kontrol tehadap perilakunya sendiri.

Terima tetapi jangan diberi penguatan terhadap penggunaan penolakan. Hindari konfrontasi.
Menyangkal dapat menguntungkan dalam menurunkan cemas tetapi dapat menunda penrimaan terhadap kenyataan situasi saat itu. Konfrontasi dapat meningkatkan rasa marah dan meningkatkan penggunaan penyangkalan, menurunkan kerja sama, dan kemungkinan memperlambat penyembuhan.

Orientasikan pasien/orang terdekat terhadap posedur rutin dan aktivitas yang diharapkan. Tingkatkan partisipasi bila mungkin.
Perkiraan dan informasi dapat menurunkan kecemasan pasien.

Jawab semua pertanyaan secara nyata. Berikan informasi konsisten, ulangi sesuai indikasi.
Informasi yang tepat tentang situasi  menurunkan takut, hubungan yanga asing antara perawat pasien, dan membantu pasien/orang terdekat untuk menerima situasi secara nyata. Perhatian yang diperlukan mugnkin sedikit, dan pengulangan informasi membantu penyimpanan informasi.

Dorong pasien/orang terdekat untuk mengkomunikasikan dengan seseorang, berbagai pertanyaan dan masalah.
Berbagai informasi dan membentuk dukungan/kenyamanan dan dapat menghilangkan tegangan terhadap kekhawatiran yang tidak diekspresikan.

Berikan periode istirahat/waktu tidur tidak terputus, lingkungan tenag, dengan tipe kontrol tipe pasien, jumlah rangsang eksternal..
Penyimpanan energi dan dapat meningkatkan kemapuan koping.

Dukungan kenormalan proses kehilangan, melibatkan waktu yang perlu untuk penyelesaian.
Dapat memberikan keyakinan bahwa perasaannya merupakan respons normal terhadap situasi/perubahan yang diterima.

Berikan privasi untuk pasien dan orang terdekat.
Memungkinkan waktu untuk mengekspresikan perasaan, menghilangkan cemas, dan perilaku adaptasi.

Dorong kemandirian, perawatn sendiri, dan pembuatan keputusan dalam rencana pengobatan
Peningkatan kemandirian dari staf meningkatkan kepercayaan diri dan menurunkan rasa gagal yang dapat menyertai pemindahan dari unit koroner/pulang dari rumah sakit.

Dorong keputusan tentang harapan setelah pulang.
Membantu pasien atau orang terdekat untuk mengidentifikasi tujuan nyata, juga menurunkan resiko kegagalan menhadapi kenyataan adanya keterbatasan kondisi /memacu penyembuhan.

Kolaborasi :
Berikan anticemas/hipnotik sesuai indikasi contoh, diazepam (valium); flurazepam (dalmane) ; lorazepam (ativan).

Meningkatkan relaksasi istirahat dan menurunkan rasa cemas.


Diagnosa Keparawatn
Curah jantung, menurun, resiko tinggi terhadap
Faktor resiko meliputi
Perubahan frekuensi, irama, konduksi elektrikal.
Penurunan preloa/peningkatan tahanan vaskuler sistemik (TVS).
Otot infark/diskinetik, kerusakan strukturasl, contoh aneurisme ventrikuler, kerusakan septal.
Kemungkinan dibuktikan oleh
Tidak dapat diterapkan ; adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa adekuat.
Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi pasien akan
Mempertahankan stabilitas hemodinamik, contoh TD, curah jantung dalam rentang normal, haluaran urine adekuat, penurunan/tak adanya disritmia.
Melaporkan pernurunan episode dispnea, angina.
Mendemonstrasikan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.


Tindakan/intervensi
Rasional
Mandiri :
Auskultasi TD. Bandingkan kedua tangan dan ukur dengan tidur, duduk dan berdiri bila bisa.

Hipotensi dapat terjadi sehubungan dengan disfungsi ventrikel, hipoperfusi miokardia dan rangsang vagal. Namun, hipertensi juga fenomena umum, kemungkinan berhubungan dengan nyeri cemas, pengeluaran katekolamin, dan/ masalah vaskuler sebelumnya. Hipotensi ortostatik (postural) mungkin berhubungan dengan komplikasi infark, contoh GJK.

Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi sesuai indikasi
Penurunan curah jantung mengakibatkan menurunnya kelemahan/kekuatan nadi. Ketidakteraturan diduga disritmia, yang memerlukan  evaluasi lanjut/pantau

Catat terjadinya S3, S4
S3 biasanya dihubungkan dengan GJK tetapi juga terlihat pada adanya gagal mitral (regusgitasi) dan kelebihan kerja ventrikel kiri yang disertai infark berat. S4 mungkin berhubungan dengan iskemia miokardia, kekakuan ventrikel, dan hipertensi pulmonal atau  sistemik.

Adanya murmur atau gesekan
Menunjukkan gangguan aliran darah normal dalam jantung, contoh katup tak baik, kerusakan septum atau vibrasi otot papilar/korda tendinea (komplikasi IM). Adanya gesekan dengan infark juga berhubungan dengan inflamasi, contoh efusi perikardial dan perikarditis.

Auskultasi bunyi napas
Krekels menunjukkan kongesti paru mungkin terjadi karena penurunan fungsi miokardia.

Pantau frekuensi jantung dan irama. Catat disritmia melalui telemetri.
Frekuensi dan irama jantung berespon terhadap obat dan aktivitas sesuai dengan terjadinya komplikasi /disritmia (khususnya kontraksi ventrikel prematur atau blok jantung berlanjut), yang mempengaruhi fungsi jantung atau meningkatnya kerusakan iskemik. Denyutan/gibrilasi akut atau kronis mungkin atau tidak mungkin merupakan kondisi patologi.

Catat respons terhadap aktivitas dan peningkatan istirahat dengan tepat (rujukan DK; Intoleran aktivitas)
Kelebihan latihan meningkatkan konsumsi/kebutuhan oksigen dan mempengaruhi fungsi miokardia.

Berikan pispot disamping tempat  tidur  bila tak mampu kekamar mandi
Mengupayakan penggunaan bedpan dapat melelahkan dan secara fisologis penuh stres, juga meningkatkan kebutuhan oksigen dan kerja jantung.

Berikan makanan kecil/mudah dikunyah. Batasi asupan kafein contoh kopi, coklat dan cola.
Makan besar dapat meningkatkan kerja miokardia dan menyababkan rangsang vagal mengakibatkan bradikardia/denyut ektopik.kafein adalah perangsang langsung pada jantung yang dapat meningkatkan frekuensi jantung.

Sediakan alat / obat darurat
Sumbatan koroner tiba-tiba, disritmia letal, perluasan infark, atau nyeri adalah situasi yang dapat mencetuskan henti jantung, memerlkukan teraphy penyelamatan hidup segera/memindahkan ke unit perawatan kritis.

Kolaborasi :
Berikam oksigen tambahan, sesuai indikasi

Meningkatkan jumlah sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard. Menurunkan iskemia dan disritmia lanjut

Pertahankan cara msuk IV / heparin –lok sesuai indikasi.
Jalur yang paten penting untuk pemberian obat darurat pada adanya disritmia atau nyeri dada.

Kaji ulang EKG
Memberi informasi sehubungan dengan kemjuan / perbaikan infark , status fungsi ventrikel, keseimbangan elektrolit, dan efek teraphy obat.

Kaji foto dada.
Dapat menunjukkan edema paru sehubungan dengan disfungsi  ventrikel.

Pantau dan labolatorium : contoh enzim jantng, GDA, elektorilit
Enzin memantau perbaikan/perluasan infarkn. Adanya hipoksia mennunjukkan kebutuhan tambahan oksigen. Keseimbangan elektrolit, contohnya ; hipokalemia/hiperkalemia sangat besar berpengaruh irama jantung/kontraktilitas.

Berikan obat antidisritmia sesuai indikasi.
Disritmia biasanya pada secara simtomatis kecuali untuk PVC, dimana sering mengancam, secara profilaksis.

Bantu pemasangan atau mempertahankan pacu jantung bila digunakan
Pemacu mungkin tindakan dukungan sementara selama fase akut/ penyembuhan atau mungkin diperlukan secara permanen bila infark sangat berat merusak sistem kinduksi.

Diagnosa keperawatan
Perfusi jaringan, perubahan, risiko tinggi terhadap
Faktor resiko meliputi
Penurunan atau penghentian aliran darah, contoh vasokontriksi hipovolemia/kebocoran, dan pembentukkan tromboemboli.
Kemungkinan dibuktikan oleh
Tidak dapat diterapkan, adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual.
Hasil yang diharapkan/ kriteria evaluasi pasien akan
Mendemonstrasikan perfusi adekuat secara individual, ada nadi perifer atau kuat, contoh kulit hangat dan kering, ada nadi perifer/kuat, tanda vital dalam batas normal, pasien sadar atau berorientasi, keseimbangan pemasukkan/pengeluaran,, tak ada edema, bebas nyeri/ketidaknyamanan.

Tindakan/intervensi
Rasional
Mandiri :
Selidiki perubahan tiba-tiba atau gangguan mental kontinu contoh, cemas, bingung, letargi, pingsan.

Perfusi serebral secara langsung sehubungan dengan curah jantung dan juga dipengaruhi elektrolit/variasi asam basa, hiposia atau emboli sistemik.

Lihat pucat, sianosis, belang, kulit dingin/lembab catat kekuatan nadi perifer
Vasokontriksi sistemik diakibatkan oleh penurunan curah jantung mungkin dibuktikan oleh penurunan perfusi kulit dan penurunan nadi.

Kaji tanda hormon ( nyeri pada betis dengan posisi dorsofleksi) eritema, edema.
Indikator trombosis vena dalam.

Dorong latihan kaki aktif / pasif, hindari latihan isometrik.
Menurunkan statis vena, memperbaiki aliran vena dan menurunkan resiko tromboflebitis . namun latihan isometrik dapat sangat mempengaruhi curah jantung dengan meningkatkan keja miokardia dan konsumsi oksigen.
Anjurkan pasien dalam melakukan / melepas kaus kaki antiembolik bila digunakan.
Membatasi sissa vena memperbaiki aliran balik vena dan menurunkan resiko tromboflebitis pada pasien yang terbatas aktivitasnya.

Pantau pernapasan, catat kerja pernapasan
Pompa gagal jantung dapat mencentuskan distres pernapasan. Namun dispnea tiba-tiba/ berlanjut menunjukkan komplikaso tromboemboli paru.

Kaji fungsi gastrointestinal, catat anoreksia, penurunan atau tak ada bising usu, mual/muntah distensi abdomen, konstipasi.
Penurunan aliran darah ke mesentri dapat mengakibatkan disfungsi gastrointestinal, contoh kehilangan peristaltik. Masalah potensial/aktual karena penggunaan analgesik, penurunan aktivitas, dan perubahan diet.
Pantau pemasukkan dan catat perubahan haluran urine. Catat berat jenis sesuai indikasi.
Penurunan pemasukan atau mual terus menerus dapat mengakibatkan penurunan volume sirkulasi yang berdampak pada perfusi dan fungsi organ. Berat jenis mengukur status hidrasi dan fungsi ginjal.

Kolaborasi :
Pantau data labolatorium, contoh GDA, BUN, kreatinin, elektrolit.

Indikator perfusi atau fungsi organ.

Beri obat sesuai indikasi, mis....
Heparm /natrium warfarin (coumadin);
Dosis rendah heparin mungkin diberikan secara profilaksis pada pasien resiko tinggi dapat (contoh, finrilasi atrial, kegemukan, aneurisma ventrikel, atau riwayat trombo pembentukan trombus mural. Coumadin obat pilihan  untuk teraphy antikoagulan dapat jangka panjang/ pascapulang).

Simetidin (tagameget ) ; ranitidin (zantac) ; antasida.
Menurunkan atau mentralkan asam lambung, mencegah ketidaknyamaan dan iritasi gaster, khususnya adanya penurunan sirkulasi mukosa.

Siapkan untuk/membantu pemberian agen trombolitik, t-PA, streptokinase, memindahkan ke unit kritis, dan tindakan lain sesuai indikasi.
Pada terjdinya perluasan infark, atau infark, atau IM baru, terapi trombilitik adalah pengobatan pilihan ( nila diawali dalam 6 jam) untuk memecahkan bekuan (bila ini disebabkan oleh IM) memperbaiki perfusi miokardium.


Dignosa keperawatan
Volume cairan, kelebihan, resiko tinggi terhadap
Faktor resiko meliputi
Penurunan perfungsi organ (ginjal)
Peningkatan natrium/retensi air

Peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan protein plasma (menyerap cairan dalam area interstisial /jaringan)
Kmungkinan dibuktikan oleh
Tidak dapat diterapkan adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa adekuat
Hasil yang diharapkan kriteria evaluasi pasien akan
M empertahankan kesimbangan cairan seperti dibuktikan oleh TD dalam batas normal.
Tak ada distensi vena perifer/vena dan edema dependen.
Paru bersih dan berat badan stabil.


Tindakan/intervensi
Rasional
Mandiri :
Auskultasi bunti napas untuk adanya kreleks

Dapat mengindikasikan edema paru sekunder akibat dekompensasi jantung.

Catat DVJ, adanya edema dependen.
Dicurigai adanya gagal kongestif/kelbihan volume cairan.

Ukur masuk/haluaran, catat penurunan pengeluaran, sifat konsentrasi. Hitung keseimbangan cairan.
Penurunan curah jantung mengakibatkan gangguan perfusi ginjal, retensi natrium/air, dan penurunan hakuaran urine, keseimbangan cairan positif berulang pada adanya gejala lain menunjukkan kelebihan volume / gagal jantung.

Timbang BB tiap hari.
Perubahan tiba-tiba pada BB menunjukkan Gg. Kesimbangan cairan.

Pertahankan pemasukkan total cairan 2000ML/24Jam dalam toleransi kardiovaskuler.
Memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang dewasa tetapi memerlukan pembatasan pada adanya dekompensasi jantung.

Kolaborasi :
Berikan diet natrium rendah / minuman

Natrium meningkatkan retensi cairan dan harus dibatasi.

Berikan diuretuk contoh furosemid (Lazix) ; hidralazin (Apresoline) ; spironolakton hidronolakton (aldactone).
Mungkin perlu untuk memperbaiki kelebihan cairan. Obat pilihan biasanya tergantung gejala asli akut/kronis.

Pantau kalsium sesuai indikasi
Hipokalemia dapat membatasi keefektifan teraphy dan dapat terjadi dengan penggunaan diuretik penurunan kalium.


Diagnosa keperawatan
Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, kebutuhan pengobatan.
Dapat dihubungkan dengan
Kurang informasi tentang fungsi jantung/implikasi penyakit jantung dan status kesehatan akan datang
Kebutuhan perubahan pola hidup
Tidak mengenal terphy pasca teraphy atau kebutuhan perawatan diri.
Kemungkinan dibuktikan oleh
Pernyataan masalah atau kesalahan konsep, pertanyaan.
Terjadinya komplikasi yang dapat dicegah.
Hasil yang diharapkanm kriteria evaluasi pasien akan
Menyatakan pemahan penyakit jantung sendiri, rencana pengobatan, dan efek samping atau reaksi merugikan.
Menyebutkan gejala yang memerlukan perahtian cepat
Mengidentifikasi atau merencanakan perubahan pola hidup yang perlu.

Tindakan/ Intervensi
Rasional
Mandiri :
Kaji tingkat pengetahuan pasien / orang terdekat dan kemampuan dan keinginan untuk belajar
Perlu untuk pembuatan rencana instruksi individu. Menguatkan harapan bahwa ini akan menjadi pengalaman belajar , mengidentifikasi secara verbal kesalahpahaman dan memberikan penjelasan.

Waspada terhadap tanda pengindraan, contoh mengubah subjek dari informasi yang ada atau perilaku ekstrem (menolak/euforia)
Mekanisme pertahan alamiah seperti marah, menolak pentingnya situasi dapat menghambat belajar, mempengaruhi respon pasien dan kemampuan mengasimilasi informasi. Perubahan untuk mengurangi pola / struktur formal mungkin menjadi lebih efektif sampai pasien atau orang dekat siap menerima atau memahami situasi tersebut.

Mandiri :
Berikan informasi dalam bentuk belajar yang bervariasi, contoh buku program, tip audio/visual, pertanyaan atau jawaban, aktivitas kelompok.

Penggunaan metode belajar yang bermacam-macam meningkatkan penterapan materi.

Beri penguatan penjelasan faktor resiko, pembatasan diet atau aktifitas, obat dan gejala yang memerlukan perahatian medis cepat.
Memberikan kesempatan pada pasien untuk mencakup informasi danmengasumsi kontrol /partisipasi dalam program rehabilitasi.

Dorong mengidentifikasi penurunan faktor resiko individu , cntohmerokook, / konsumsi alkohol kegemukan.
Perilaku ini/kimia mempunyai efek merugikan langsung pada fungsi kardiovaskuler dan dapat menganggu penyembuhan, meningkatkan resiko terhadap komplikasi.

Peringatkan untuk menghindari aktivitas isometrik, manuver valsalva, dan aktivitas yang memerlukan tangan diposisikan diatas kepala.
Aktivitas ini sangat meningkatkan keja jantung/ konsumsi oksigen miokardia dan dapat merugikan kontaktilitas/curah jantung.

Kaji ulang program meningkatkan aktivitas. Didik pasien sehubungan dengan lanjutan aktivitas secara bertahap, contoh jalan, kerja, rekreasi, aktivitas seksual, berikan pedoman untukl meningkatkan aktivitas secara bertahap dan isntruksi sehubungan dengan frekuensi nadi target dan dan pengambilan nadi yang tepat.
Bertahap meningkatkan aktivitas meningkatkan kekuatan dan mencegah terlalu keras latihan, dapat meningkatkan sirkulasi kolateral dan memungkinkan kembalinya pola hidup normal.

Kaji ulang program meningkatkan tingkat aktivitas. Didik pasien sehubungan dengan lanjutan aktivitas secara bertahap, contoh, jalan, kerja rekreasi, aktivitas seksual. Berikan pedoman untuk meningkatkan aktivitas secara bertahap dans ecara instruksi sehubungan dengan frekuensi nadi target dan pengambilan nadi yang tepat.
Kaji ulang tanda /gejala yang memerlkukan penurunan aktivitas dan pelaporan pada pemberian kesehatan.

Identifikasi alternatif aktivitas pada hari dengan “cuaca buruk”seperti jalan dalam rumah atau berbelanja.
Memberikan program aktivitas berkelanjutan

Kaji ulang tanda/gejala yang memerlukan penurunan aktivitas dan pelaopran pada pemberi perawat kesehatan.
Peningkatan nadi diatas batas yanhg dibuat, terjadinya nyeri dada atau dispnea memrlukan perubahan latihan dan obat program obat.

Tekankan pentingnya pentingnya mengikuti perawatan dan mengidentifikasi sumber dimasyarakat/kelompok pendukung, contoh program rehabilitasi jantung “kelompok koroner” untuk penghentian kelompok.
Memberi tekanan bahwa ini adalah masalah kesehatan berlanjut dimana dukungan atau bantuan diperlukan setelah pulang

Beri tekanan pentingnya menghubungi dokter bila nyeri dada, perubahan pola angina, akan terjadi gejala lain.
Evaluasi berkaala /intervensi dapat menmcegah komplikasi.

Tekankan pentingnya melaporkan terjadinya demam sehubungan dengan nyeri dada menyebar/tidak khas/pleural, prikardial dan nyeri sendi.
Komplikasi pasca-IM dan inflamasi perikardial. Memerlukan intervensi/evaluasi media lanjut.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel