ASUHAN KEPERAWATAN INFARK MIOKARD AKUT
19:38
Edit
Asuhan Keperawtan
ASUHAN KEPERAWATAN
INFARK MIOKARD AKUT
Kasus
: Infark miokard akut yang disebabkan oleh penurunan aliran darah melalui
satu atau
lebih arteri
koroner, mengakibatkan iskemik miokard dan nekrosis.
Dasar Data Pengkajian
Pasien :
Aktivitas
|
Gejala
|
Tanda
|
Kelemahan,kelelahan,
tidak dapat tidur. Pola hidup menetap, jadwalolahraga tak teratur.
|
Takikardi, dispnea,
pada istirahat atau aktivitas.
|
Sirkulasi
|
Gejala
|
Tanda
|
Riwayat IM
sebelumnya, penyakit arteri koroner, GJK, masalah TD, Diabetes militus.
|
TD: dapat normal atau
naik/turn ; perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk atau berdiri.
Nadi : dapat normal
;penuh/tak kuat, atau lemah/kuat kualitasnya dengan pengisisan kapiler lambat
; tidak teratur (disripnia) mungkin terjadi.
Bunyi Jantung : bunyi
jantung ekstra : S3/S4 mungkin menunjukkan gagal jantung atau penurunan
kontakitilitas atau complain pnetrikel.
Murmur :bila ada
menunjukkan gagal katupo atau disfungsi otot papilar.
Friksi : dicurigai
perikarditis.
Irama jantung : dapat
teratur atau tak teratur
Edema : distensi vena
juguler edema dependen atau perifer, edema umum, krekels mungkin ada dengan
gagal jantung atau ventrikel.
Warna : pucat
(sianosis) / kulit abu-abu, kuku datar, pada membrane mukosa dan bibir.
|
Intregitas
ego
|
Gejala
|
Tanda
|
Menyangkal gejala
penting/adanya kondisi.
Takut mati, perasaan
ajal sudah dekat.
Marah pada
penyakit/perawatan yang “tak perlu”
Kuatir tentang
keluarga, kerja, keuangan.
|
Menolak, menyangkal,
cemas, kurang kontak mata.
Gelisah, marah,
prilaku menyerang.
Focus pada diri
sendiri/nyeri
|
Eliminasi
|
Tanda
|
Normal atau bunyi
usus menurun
|
Makanan/cairan
|
Gejala
|
Tanda
|
Mual, kehilangan
nafsu makan, bersendawa, nyeri ulu hati atau terbakar.
|
Penurunan turgor
kulit: kulit kering atau berkeringat.
Muntah.
Perubahan berat
badan.
|
Higine
|
Tanda/Gejala
|
Kesulitan melakukan
tugas perawatan.
|
Neurosensorik
|
Gejala
|
Tanda
|
Pusing, berdenyut
selama tidur (duduk atau istirahat)
|
Perubahan mental
kelemahan
|
Nyeri/Ketidaknyamanan
|
Gejala
|
Tanda
|
Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tak
berhubungan dengan aktifitas, tidak hilang dengan istirahat atau
nitrogliserin). Meskipun kebanyakan nyeri dalam dan visceral, 20% IM ada
nyeri.
Lokasi : tipikal pada dada anterior, substenal,
prekordia; dapat menyebar ke tangan rahang wajah. Tidak tertentu lokasinya
seperti epigastrium, siku, rahang koma, abdomen, pungggung leher.
Kualitas : “chrusing”, menyempit, berat, menetap,
tertekan, seperti dapat dilihat.
Intensitas : biasanya 10 pada skala 1-10; mungkin
“pengalaman nyeri paling buruk yang pernah dialami.
Catatan : nyeri mungkin tak ada pada pasien pasca
oprasi, dengan diabetes militus atau hipertensi atau lansia.
|
Wajah meringis, perubahan postur tubuh
Menangis, merintih, meregang, menggeliat.
Menarik diri, kehilangan kontak mata.
Respon otomatik : perubahan frekuensi atau irama
jantung, TD, pernafasan, atau warna kulit atau kelembaban, kesadaran.
|
Pernafasan
|
Gejala
|
Tanda
|
Dispnea dengan/tanpa kerja, dispnea noktunal.
Batuk dengan/tanpa produksi sputum.
Riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis.
|
Peningkatan frekuensi pernapasan, napas
sesak/kuat.
Pucat atau sianosis.
Bunyi napas: bersih atau krekels/mengi.
Sputum: bersih, merah muda kental.
|
Interaksi
Sosial
|
Gejala
|
Tanda
|
Stress saat ini contoh kerja, keluarga.
Kesulitan koping dengan stressor yang ada, contoh
penyakit, perawatan di rumah sakit.
|
Kesulitan istirahat dengan tenang, respon terlalu
emosi (marah terus menerus, takut).
Menarik diri dari keluarga.
|
Penyuluhan/Pembelajaran
|
Gejala
|
Pertimbangan
Rencana Pemulangan
|
Riwayat keluarga penyakit jantung/IM, diabetes,
stroke, hipertensi, penyakit vaskuler perifer.
Pengguna tembakau.
|
DRG menunjukan rerata lama dirawat: 7,3 hari (2-4
hari/CCU)
Bantuan pada persiapan makan, belanja,
transportasi, perawatan rumah/memelihara tugas, susunan fisik rumah.
|
Pemeriksaan diagnostik
EKG
: menunjukkan peninggian gelombang S-T, iskemia berarti ; penurunan atau datarnya gelombang T,
menunjukkan cedera; dan adanya gelombang Q, nekrosis.
Enzim
jantung dan iso-enzim ; CPK-MB (isoenzim yang ditemukan pada otot jantung)
meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam. Kembali normal dalam 36-48
jam. LDH Meningkat dalam 12-24 jam, memuncak dalam 24-48 jam, dan memakan waktu
lama untuk kembali normal. AST (aspartat amonitransferase) meningkat (kurang
nyata/khusus) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak dalam 24 jam, kembali normal
dalam 3-4 hari.
Elektrolit
; ketidakseimbangan dapat mempengaruhi
konduksi dan dapat mempengaruhi kontraktilitas, contoh
hipokalemia/hiperkalimea.
Sel
darah putih ; leukosit (10.000-20.000) biasanya tampak pada hari kedua setelah
IM sehubungan dengan proses inflamasi.
Kecepatan
sedimentasi ; meningkat pada hari kedua ketiga setelah MI, menunjukkan
inflamasi.
Kimia
; meungkin normal tergantung abnormalitas fungsi/perfusi organ akut/kronis.
GDA/Oksimetri
nadi ; dapat menunjukkan hipoksia atau proses penyakit paru akut/kronis.
Kolestrol/trigliserida
serum ; meningkat, menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau aneurisma
ventrikular.
Ekokardiogram
; mungkin dilakukan untuk menetntukan dimensi serambi, gerakan katup/dinding
ventrikuler, dan konfigurasi atau fungsi katup.
Prioritas Keperawatan
1. Menghilangkan nyeri, cemas
2. Menurunkan kerja miokard
3. Mencegah/mendeteksi dan membantu pengobatan distrimia
yang mengancam hidup atau komplikasi
4. Meningkatkan kesehatan jantung, perawatan diri
Tujuan Pemulangan
1. Tak ada nyeri dada/terkontrol
2. Kecepatan jantung/irama mampu mempertahankan curah
jantung adekuat/perfusi jaringan
3. Meningkatkan tingkat aktivitas untuk perawatan diri dasar
4. Ansietas berkurang/teratasi
5. Proses penyakit, rencana pengobatan, dan prognosis di
pahami
Diagnosa
Keperawatan
|
Nyeri (Akut)
|
Dapat dihubungkan dengan
|
Iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri
koroner
|
Kemungkinan dibuktikan oleh
|
Keluahan nyeri dada dengan/tanpa penyebaran,
Wajah meringis
Gelisah, perubahan tingkat kesadaran
Perubahan nadi, TD
|
Hasil yang diharapkan atau/kriteria evaluasi pasien akan
|
Menyatakan nyeri dada hilang terkontrol
Mendemostrasikan penggunaan teknik relaksasi
Menunjukkan menurunnya tegangan, rileks, mudah
bergerak.
|
Tindakan/Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri :
Pantau atau catat karakteristik nyeri, catat laporan
verbal, petunjuk nonverbal, dan respon hemodinamik (contoh, meringis,
menangis, gelisah berkeringat, mencengkram dada, napas cepat, TD/frekuensi
jantung berubah)
|
Variasi penampilan dan perilaku pasien karena nyeri terjadi sebagai temuan
pengkajian.kebanyakan pasien dengan IM
akut tampak sakit, distraksi, dan berfokus pada nyeri. Riwayat verbal
dan penyelidikan lebih dalam terhadap faktor pencetus harus ditunda sampai
nyeri hilang. Pernapasan mungkin meningkat sebagai akibat nyeri dan
berhubungan dengan cemas, sementara hilangnya stress menimbulkan katekolamin
akan meningkatkan kecepatan jantung dan TD.
|
Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien
termasuk lokasi; intensitas (0-10) ; lamanya ; kualitas (dangkal/menyebar)
dan penyebaran.
|
Nyeri sebagai pengalaman subjektif dan harus
digambarkan oleh pasien. Bantu pasien untuk menilai nyeri
denganmembandingkannya dengan pengalaman yang lain.
|
Kaji ulang riwayat angina sebelumnya, nyeri menyerupai
angina, atau nyeri IM. Diskusikan riwayat keluarga.
|
Dapat membandingkan nyeri yang ada dari pola
sebelumnya, sesuai dengan isentifikasi komplikasi seperti meluasnya infark,
emboli paru, atau perikarditis.
|
Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera.
|
Penunda pelaporan nyeri menghambat peredaan
nyeri/memerlukan peningkatan dosis obat. Selain itu, nyeri berat dapat
menyebabkan syok dengan merangsang sistem saraf simpatis, mengakibatkan
kerusakan lanjut dan mengganggu diagnostik dan hilangnya nyeri.
|
Berikan lingkungan yang tenang, aktivitas perlahan dan
tindakan nyaman (contoh sprei yang kering/tak terlipat, gosokan punggung),
pendekatan pasien dengan tenang dan dengan percaya.
|
Menurunkan rangsang ekternal dimana ansietas dan
regangan jantung seta keterbatasan kemampuan koping dan keputusan terhadap
situasi saat ini.
|
Bantu melakukan tekhnik relaksasi, misalnya, napas
dalam/perlahan, perilaku distraksi, visualisasi, bimbingan imajinasi.
|
Membantu dalam penurunan persepsi/respons nyeri.
Memberikan kontrol situasi, meningkatkan perilaku positif.
|
Perikas tanda vital sebelum dan sesudah obat narkotik
|
Hipotensi/depresi pernapasan dapat terjadi sebagai
akibat pemberian narkotik. Masalah ini dapat meningkatkan kerusakan miokardia
pada adanya kegagalan ventrikel.
|
Kolaborasi :
Berikan oksigen tamabahan dengan kanula nasal atau
masker sesuai indikasi.
|
Meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk pemakaian
miokardia dan juga mengurangi ketidaknyamanan sehubungan dengan iskemia
jaringa.
|
Berikan obat sesuai indikasi, contoh :
Antingani, contoh nitrigliserin (Nitri-Bid, Nitrostat,
Nitro-Dur).
|
Nitrat berguna untuk kontrol nyeri dengan efek
vasodilatasi koroner, yang meningkatkan aliran darah koroner dan perfusi
miokardia. Efek vasodilatasi perifer menurunkan volume darah kembali
kejantung (preload) sehingga menurunkan kerja otot jantung dan kebutuhan
oksigen.
|
Penyekat –β, contoh atenolol (tenormin) ; pindolol
(Visken) ; propanolol (inderal)
|
Agen penting kedua untuk mengontrol nyeri melalui efek
hambatan rangasang simpatis, dengan begitu menurunkan FJ, TD sistolik, dan
kebutuhkan oksigen miokard. Dapat diberikan sendiri atau dengan nitrat.
Catatan : penyakit β mungkin dikontraindikasikan bila kontraktilitas
miokardia sangat terganggu, karena inotropik negatif dapat lebih menurunkan
kontraktilitas.
|
Analgesik, contoh ; morfin, meperidin (demerol).
|
Meskipun morfin IV adalah pilihan, suntikan narkotik
lain dapat dipakai pada fase akut/nteri dada berulang yang tak hilang dengan
nitrogliserin untuk menurunkan nyeri hebat, memberikan sedasi, dan mengurangi
kerja miokard. Hindario suntikan IM. Dapat mengganggu indikator diagnostik
CPK dan tidak diabsorbsi baik oleh jaringan kurang perfusi.
|
Penyakit saluran kalsium. Contoh ; verapamil
(calan);diltiazem (prokardia).
|
Efek vasodilatasi dapat meningkatkan aliran darah
koroner, sirkulasi kolateral dan menurunkan preload dan kebutuhan oksigen
miokardia. Beberapa diantaranya mempunyai properti antidisritmia.
|
Angioplasti PTCA juga disebut angioplasti balon.
|
Prosedur ini untuk membuka sebagian hambatan arteri
koroner sebelum terhambat secara total. Mekanisme tampaknya merupakan
kombinasi regangan pembuluh dan
tekanan plak.
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Intoleran/Aktivitas
|
Dapat dihungkan dengan
|
Ketidakseimbangan anatar suplai oksigen miokard kebutuhan.
Adanya iskemia/nekrotik jaringan miokard
Efek obat depresan jantung (penyekat-β, antidisritmia)
|
Kemungkinan dibuktikan oleh
|
Gg. Frekuensi jantung dan TD dalam aktivitas
Terjdinya disritmia
Perubahan warna kulit/kelembaban
Angina karena kerja
Kelemahan umum
|
Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi pasien akan
|
Mendemonstrasikan peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur/maju
denganfrekuensi jantung/irama dan TD dalam batas normal pasien dan kulit
hangat, merah muda, dan kering.
Melaporkan tak adanya angina/terkontrol dalam rentang waktus elama
pemberian obat.
|
Tindakan/Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri :
Catat atau dokumentasi frekuensi jantung, irama, dan
perubahan TD sebelum, selama, sesudah aktivitas sesuai indikasi. Hubungan
dengan laporan nyeri dada/napas pendek. (rujuk pada DK; curah jantung,
menurun, resiko tinggi dll)
|
Kecendrungan menetukan respons pasien terhadap
aktivitas dan dapat menindikasikan penurunan oksigen mioakardia yang
memerlukan penurunan tingkat aktivitas atau kemabli tirah baring, perubahan
program obat, penggunaan oksigen tambahan.
|
Tingkatkan istirahat (tempat tidur/kursi). Batasi
aktivitas pada dasar nyeri/respons hemodinamik. Berikan aktivitas senggang
yang tidak berat.
|
Menurunkan kerja miokard/konsumsi oksigen, menurunkan
rsiko komplikasi (contoh ; perluasan IM).
|
Batasi pengunjung dan atau kunjungan oleh pasien
|
Pembicaraan yang sangat panjang dapat mempengaruhi
psaien, namun peride kunjungan yang tenak bersifat terpeutik.
|
Anjurkan pasien menghindari peningkatan tekanan
abdomen, contoh mengejan saat defekasi.
|
Aktivitas yang memerlukan menahan napas dan
menunduk dapat meningkatkan
bradikardi, juga menurunkan curah jantung, dan takikardia dengan peningkatan
TD.
|
Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat
aktivitas, contoh bangun dari kursi bila tak ada nyeri, ambulasi dan
istirahat selama 1 jam setelah makan.
|
Aktivitas yang maju memberikan komtrol jantung,
meningkatkan regangan dan memcegah aktivitas berlebihan.
|
Kaji ulang tanda/gejala yang menunjukkan tidak toleran
terhadap aktivitas atau memerlukan pelaporan pada perawat/dokter.
|
Palpitasi, nadi tak teratur, adanya nyeri dada atau dispnea dapat
mengindikasikan kebutuhan perubahan program olahraga atau obat.
|
Kolaborasi :
Rujuk ke rpogram rehabilitasi jantung.
|
Memberikan dukungan/pengawasan tambahan pberlanjut dan
partisipasi proses penyembuhan dan kesejateraan.
|
Diagnosa
Keperawatn
|
Ansietas/Ketakutan,
Uraikan Tingkatan
|
Dapat dihubungkan dengan
|
Ancaman atau perubahan kesehatan dan status
sosioekonomi.
Ancaman kehilangan.kematian.
Tidak sadar konflik tentang esensi nilai, keyakinan dan
tujuan hidup.
Transmisi interpersonal/penularan.
|
Kemungkinan dibuktikan oleh
|
Perilaku takut.
Ketakutan, peningkatan tegangan, gelisah, wajah tegang.
Ragu-ragu.
Perasaan tidak adekuat.
Keluhan somatik/rangsang simpatis.
Fokus pada diri sendiri, mengekspresikan masalah
tentang kejadian saat ini.
Perilaku menantang/menghindar.
|
Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi pasien akan
|
Mengenal perasaannya.
Mengidentifikasi
Penyebab, faktor yang mempengaruhi.
Menyatakan penurunan ansietas/takut.
Mendemonstrasikanketerampilan pemecahan masalah
poditif.
Mengidentifikasi sumber secara tepat.
|
Tindakan/intervensi
|
Rasional
|
Mandiri :
Identifikasi dan ketahui persepsi pasien terhadap
ancaman/situasi. Dorong mengekspresikan dan jangan menolak perasaan marah,
kehilangan, takut, dll
|
Koping terhadap nyeri dan trauma emosi IM sulit. Pasien
dapar takut mati dan/ cemas tentang lingkungan. Cemas berkelanjjutan
(sehubungan dengan masalah tentang dampak serangan jantung pada pola hidup
selanjutnya, masih tak teratasi, dan efek penyakit pada keluarga) mungkin
terjadi dalam berbagai derajat selama beberapa waktu dan dapat
dimanifestasikan oleh gejala depresi.
|
Catat adanya kegelisahan monal dan/ menyangkal (efek
tak tepat atau menolak mengikuti program medis)
|
Penelitian terhadap frekuensi hidup antara individu
tipe A/tipe B dan dampak penolakan telah berarti dua. Namun, penelitian
menunjukkan beberapa hubungan antara derajat atau ekspresi marah/ gelisah dan
peningkatan resiko IM.
|
Mempertahankan gaya percaya (tanpa keyakinan yang
salah).
|
Pasien dan orang terdekat dapat dipengaruhi oleh cemas
atau ketidalk tenangan anggota tim kesehatan. Penjelasan yang jujur dapat
menghilangkan kecemasa.
|
Kaji tanda verbal atau non verbal kecemasan dan tinggal
dengan pasien. Lakukan dengan tindakan bila pasien menunjukkan perilaku
merusak.
|
Pasien mungkin tidak menunjukkan masalah secara
langsung, tetapi kata-kata/tindakan dapat menunjukkan rasa agitasi, marah dan
gelisah. Intervensi dapat membantu pasien meningkatkan kontrol tehadap
perilakunya sendiri.
|
Terima tetapi jangan diberi penguatan terhadap
penggunaan penolakan. Hindari konfrontasi.
|
Menyangkal dapat menguntungkan dalam menurunkan cemas
tetapi dapat menunda penrimaan terhadap kenyataan situasi saat itu.
Konfrontasi dapat meningkatkan rasa marah dan meningkatkan penggunaan
penyangkalan, menurunkan kerja sama, dan kemungkinan memperlambat penyembuhan.
|
Orientasikan pasien/orang terdekat terhadap posedur
rutin dan aktivitas yang diharapkan. Tingkatkan partisipasi bila mungkin.
|
Perkiraan dan informasi dapat menurunkan kecemasan
pasien.
|
Jawab semua pertanyaan secara nyata. Berikan informasi
konsisten, ulangi sesuai indikasi.
|
Informasi yang tepat tentang situasi menurunkan takut, hubungan yanga asing
antara perawat pasien, dan membantu pasien/orang terdekat untuk menerima
situasi secara nyata. Perhatian yang diperlukan mugnkin sedikit, dan pengulangan
informasi membantu penyimpanan informasi.
|
Dorong pasien/orang terdekat untuk mengkomunikasikan
dengan seseorang, berbagai pertanyaan dan masalah.
|
Berbagai informasi dan membentuk dukungan/kenyamanan
dan dapat menghilangkan tegangan terhadap kekhawatiran yang tidak
diekspresikan.
|
Berikan periode istirahat/waktu tidur tidak terputus,
lingkungan tenag, dengan tipe kontrol tipe pasien, jumlah rangsang
eksternal..
|
Penyimpanan energi dan dapat meningkatkan kemapuan
koping.
|
Dukungan kenormalan proses kehilangan, melibatkan waktu
yang perlu untuk penyelesaian.
|
Dapat memberikan keyakinan bahwa perasaannya merupakan
respons normal terhadap situasi/perubahan yang diterima.
|
Berikan privasi untuk pasien dan orang terdekat.
|
Memungkinkan waktu untuk mengekspresikan perasaan,
menghilangkan cemas, dan perilaku adaptasi.
|
Dorong kemandirian, perawatn sendiri, dan pembuatan
keputusan dalam rencana pengobatan
|
Peningkatan kemandirian dari staf meningkatkan
kepercayaan diri dan menurunkan rasa gagal yang dapat menyertai pemindahan
dari unit koroner/pulang dari rumah sakit.
|
Dorong keputusan tentang harapan setelah pulang.
|
Membantu pasien atau orang terdekat untuk
mengidentifikasi tujuan nyata, juga menurunkan resiko kegagalan menhadapi
kenyataan adanya keterbatasan kondisi /memacu penyembuhan.
|
Kolaborasi :
Berikan anticemas/hipnotik sesuai indikasi contoh,
diazepam (valium); flurazepam (dalmane) ; lorazepam (ativan).
|
Meningkatkan relaksasi istirahat dan menurunkan rasa
cemas.
|
Diagnosa
Keparawatn
|
Curah
jantung, menurun, resiko tinggi terhadap
|
Faktor resiko meliputi
|
Perubahan frekuensi, irama, konduksi elektrikal.
Penurunan preloa/peningkatan tahanan vaskuler sistemik
(TVS).
Otot infark/diskinetik, kerusakan strukturasl, contoh
aneurisme ventrikuler, kerusakan septal.
|
Kemungkinan dibuktikan oleh
|
Tidak dapat diterapkan ; adanya tanda-tanda dan
gejala-gejala membuat diagnosa adekuat.
|
Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi pasien akan
|
Mempertahankan stabilitas hemodinamik, contoh TD, curah
jantung dalam rentang normal, haluaran urine adekuat, penurunan/tak adanya
disritmia.
Melaporkan pernurunan episode dispnea, angina.
Mendemonstrasikan peningkatan toleransi terhadap
aktivitas.
|
Tindakan/intervensi
|
Rasional
|
Mandiri :
Auskultasi TD. Bandingkan kedua tangan dan ukur dengan
tidur, duduk dan berdiri bila bisa.
|
Hipotensi dapat terjadi sehubungan dengan disfungsi
ventrikel, hipoperfusi miokardia dan rangsang vagal. Namun, hipertensi juga
fenomena umum, kemungkinan berhubungan dengan nyeri cemas, pengeluaran
katekolamin, dan/ masalah vaskuler sebelumnya. Hipotensi ortostatik
(postural) mungkin berhubungan dengan komplikasi infark, contoh GJK.
|
Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi sesuai indikasi
|
Penurunan curah jantung mengakibatkan menurunnya kelemahan/kekuatan
nadi. Ketidakteraturan diduga disritmia, yang memerlukan evaluasi lanjut/pantau
|
Catat terjadinya S3, S4
|
S3 biasanya dihubungkan dengan GJK tetapi juga terlihat
pada adanya gagal mitral (regusgitasi) dan kelebihan kerja ventrikel kiri
yang disertai infark berat. S4 mungkin berhubungan dengan iskemia miokardia,
kekakuan ventrikel, dan hipertensi pulmonal atau sistemik.
|
Adanya murmur atau gesekan
|
Menunjukkan gangguan aliran darah normal dalam jantung,
contoh katup tak baik, kerusakan septum atau vibrasi otot papilar/korda
tendinea (komplikasi IM). Adanya gesekan dengan infark juga berhubungan
dengan inflamasi, contoh efusi perikardial dan perikarditis.
|
Auskultasi bunyi napas
|
Krekels menunjukkan kongesti paru mungkin terjadi
karena penurunan fungsi miokardia.
|
Pantau frekuensi jantung dan irama. Catat disritmia
melalui telemetri.
|
Frekuensi dan irama jantung berespon terhadap obat dan
aktivitas sesuai dengan terjadinya komplikasi /disritmia (khususnya kontraksi
ventrikel prematur atau blok jantung berlanjut), yang mempengaruhi fungsi
jantung atau meningkatnya kerusakan iskemik. Denyutan/gibrilasi akut atau
kronis mungkin atau tidak mungkin merupakan kondisi patologi.
|
Catat respons terhadap aktivitas dan peningkatan
istirahat dengan tepat (rujukan DK; Intoleran aktivitas)
|
Kelebihan latihan meningkatkan konsumsi/kebutuhan
oksigen dan mempengaruhi fungsi miokardia.
|
Berikan pispot disamping tempat tidur
bila tak mampu kekamar mandi
|
Mengupayakan penggunaan bedpan dapat melelahkan dan
secara fisologis penuh stres, juga meningkatkan kebutuhan oksigen dan kerja
jantung.
|
Berikan makanan kecil/mudah dikunyah. Batasi asupan
kafein contoh kopi, coklat dan cola.
|
Makan besar dapat meningkatkan kerja miokardia dan
menyababkan rangsang vagal mengakibatkan bradikardia/denyut ektopik.kafein
adalah perangsang langsung pada jantung yang dapat meningkatkan frekuensi
jantung.
|
Sediakan alat / obat darurat
|
Sumbatan koroner tiba-tiba, disritmia letal, perluasan
infark, atau nyeri adalah situasi yang dapat mencetuskan henti jantung,
memerlkukan teraphy penyelamatan hidup segera/memindahkan ke unit perawatan
kritis.
|
Kolaborasi :
Berikam oksigen tambahan, sesuai indikasi
|
Meningkatkan jumlah sediaan oksigen untuk kebutuhan
miokard. Menurunkan iskemia dan disritmia lanjut
|
Pertahankan cara msuk IV / heparin –lok sesuai
indikasi.
|
Jalur yang paten penting untuk pemberian obat darurat
pada adanya disritmia atau nyeri dada.
|
Kaji ulang EKG
|
Memberi informasi sehubungan dengan kemjuan / perbaikan
infark , status fungsi ventrikel, keseimbangan elektrolit, dan efek teraphy
obat.
|
Kaji foto dada.
|
Dapat menunjukkan edema paru sehubungan dengan
disfungsi ventrikel.
|
Pantau dan labolatorium : contoh enzim jantng, GDA,
elektorilit
|
Enzin memantau perbaikan/perluasan infarkn. Adanya
hipoksia mennunjukkan kebutuhan tambahan oksigen. Keseimbangan elektrolit,
contohnya ; hipokalemia/hiperkalemia sangat besar berpengaruh irama
jantung/kontraktilitas.
|
Berikan obat antidisritmia sesuai indikasi.
|
Disritmia biasanya pada secara simtomatis kecuali untuk
PVC, dimana sering mengancam, secara profilaksis.
|
Bantu pemasangan atau mempertahankan pacu jantung bila
digunakan
|
Pemacu mungkin tindakan dukungan sementara selama fase
akut/ penyembuhan atau mungkin diperlukan secara permanen bila infark sangat
berat merusak sistem kinduksi.
|
Diagnosa
keperawatan
|
Perfusi
jaringan, perubahan, risiko tinggi terhadap
|
Faktor resiko meliputi
|
Penurunan atau penghentian aliran darah, contoh
vasokontriksi hipovolemia/kebocoran, dan pembentukkan tromboemboli.
|
Kemungkinan dibuktikan oleh
|
Tidak dapat diterapkan, adanya tanda-tanda dan
gejala-gejala membuat diagnosa aktual.
|
Hasil yang diharapkan/ kriteria evaluasi pasien akan
|
Mendemonstrasikan perfusi adekuat secara individual,
ada nadi perifer atau kuat, contoh kulit hangat dan kering, ada nadi
perifer/kuat, tanda vital dalam batas normal, pasien sadar atau berorientasi,
keseimbangan pemasukkan/pengeluaran,, tak ada edema, bebas
nyeri/ketidaknyamanan.
|
Tindakan/intervensi
|
Rasional
|
Mandiri :
Selidiki perubahan tiba-tiba atau gangguan mental
kontinu contoh, cemas, bingung, letargi, pingsan.
|
Perfusi serebral secara langsung sehubungan dengan
curah jantung dan juga dipengaruhi elektrolit/variasi asam basa, hiposia atau
emboli sistemik.
|
Lihat pucat, sianosis, belang, kulit dingin/lembab
catat kekuatan nadi perifer
|
Vasokontriksi sistemik diakibatkan oleh penurunan curah
jantung mungkin dibuktikan oleh penurunan perfusi kulit dan penurunan nadi.
|
Kaji tanda hormon ( nyeri pada betis dengan posisi
dorsofleksi) eritema, edema.
|
Indikator trombosis vena dalam.
|
Dorong latihan kaki aktif / pasif, hindari latihan
isometrik.
|
Menurunkan statis vena, memperbaiki aliran vena dan
menurunkan resiko tromboflebitis . namun latihan isometrik dapat sangat
mempengaruhi curah jantung dengan meningkatkan keja miokardia dan konsumsi
oksigen.
|
Anjurkan pasien dalam melakukan / melepas kaus kaki
antiembolik bila digunakan.
|
Membatasi sissa vena memperbaiki aliran balik vena dan
menurunkan resiko tromboflebitis pada pasien yang terbatas aktivitasnya.
|
Pantau pernapasan, catat kerja pernapasan
|
Pompa gagal jantung dapat mencentuskan distres
pernapasan. Namun dispnea tiba-tiba/ berlanjut menunjukkan komplikaso
tromboemboli paru.
|
Kaji fungsi gastrointestinal, catat anoreksia,
penurunan atau tak ada bising usu, mual/muntah distensi abdomen, konstipasi.
|
Penurunan aliran darah ke mesentri dapat mengakibatkan
disfungsi gastrointestinal, contoh kehilangan peristaltik. Masalah potensial/aktual
karena penggunaan analgesik, penurunan aktivitas, dan perubahan diet.
|
Pantau pemasukkan dan catat perubahan haluran urine.
Catat berat jenis sesuai indikasi.
|
Penurunan pemasukan atau mual terus menerus dapat
mengakibatkan penurunan volume sirkulasi yang berdampak pada perfusi dan
fungsi organ. Berat jenis mengukur status hidrasi dan fungsi ginjal.
|
Kolaborasi :
Pantau data labolatorium, contoh GDA, BUN, kreatinin,
elektrolit.
|
Indikator perfusi atau fungsi organ.
|
Beri obat sesuai indikasi, mis....
Heparm /natrium warfarin (coumadin);
|
Dosis rendah heparin mungkin diberikan secara
profilaksis pada pasien resiko tinggi dapat (contoh, finrilasi atrial,
kegemukan, aneurisma ventrikel, atau riwayat trombo pembentukan trombus
mural. Coumadin obat pilihan untuk
teraphy antikoagulan dapat jangka panjang/ pascapulang).
|
Simetidin (tagameget ) ; ranitidin (zantac) ; antasida.
|
Menurunkan atau mentralkan asam lambung, mencegah
ketidaknyamaan dan iritasi gaster, khususnya adanya penurunan sirkulasi mukosa.
|
Siapkan untuk/membantu pemberian agen trombolitik,
t-PA, streptokinase, memindahkan ke unit kritis, dan tindakan lain sesuai
indikasi.
|
Pada terjdinya perluasan infark, atau infark, atau IM
baru, terapi trombilitik adalah pengobatan pilihan ( nila diawali dalam 6
jam) untuk memecahkan bekuan (bila ini disebabkan oleh IM) memperbaiki
perfusi miokardium.
|
Dignosa
keperawatan
|
Volume
cairan, kelebihan, resiko tinggi terhadap
|
Faktor resiko meliputi
|
Penurunan perfungsi organ (ginjal)
Peningkatan natrium/retensi air
|
Peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan protein
plasma (menyerap cairan dalam area interstisial /jaringan)
|
|
Kmungkinan dibuktikan oleh
|
Tidak dapat diterapkan adanya tanda-tanda dan
gejala-gejala membuat diagnosa adekuat
|
Hasil yang diharapkan kriteria evaluasi pasien akan
|
M empertahankan kesimbangan cairan seperti dibuktikan
oleh TD dalam batas normal.
Tak ada distensi vena perifer/vena dan edema dependen.
Paru bersih dan berat badan stabil.
|
Tindakan/intervensi
|
Rasional
|
Mandiri :
Auskultasi bunti napas untuk adanya kreleks
|
Dapat mengindikasikan edema paru sekunder akibat
dekompensasi jantung.
|
Catat DVJ, adanya edema dependen.
|
Dicurigai adanya gagal kongestif/kelbihan volume
cairan.
|
Ukur masuk/haluaran, catat penurunan pengeluaran, sifat
konsentrasi. Hitung keseimbangan cairan.
|
Penurunan curah jantung mengakibatkan gangguan perfusi
ginjal, retensi natrium/air, dan penurunan hakuaran urine, keseimbangan
cairan positif berulang pada adanya gejala lain menunjukkan kelebihan volume
/ gagal jantung.
|
Timbang BB tiap hari.
|
Perubahan tiba-tiba pada BB menunjukkan Gg. Kesimbangan
cairan.
|
Pertahankan pemasukkan total cairan 2000ML/24Jam dalam
toleransi kardiovaskuler.
|
Memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang dewasa tetapi
memerlukan pembatasan pada adanya dekompensasi jantung.
|
Kolaborasi :
Berikan diet natrium rendah / minuman
|
Natrium meningkatkan retensi cairan dan harus dibatasi.
|
Berikan diuretuk contoh furosemid (Lazix) ; hidralazin
(Apresoline) ; spironolakton hidronolakton (aldactone).
|
Mungkin perlu untuk memperbaiki kelebihan cairan. Obat
pilihan biasanya tergantung gejala asli akut/kronis.
|
Pantau kalsium sesuai indikasi
|
Hipokalemia dapat membatasi keefektifan teraphy dan
dapat terjadi dengan penggunaan diuretik penurunan kalium.
|
Diagnosa
keperawatan
|
Kurang
pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, kebutuhan pengobatan.
|
Dapat dihubungkan dengan
|
Kurang informasi tentang fungsi jantung/implikasi
penyakit jantung dan status kesehatan akan datang
Kebutuhan perubahan pola hidup
Tidak mengenal terphy pasca teraphy atau kebutuhan
perawatan diri.
|
Kemungkinan dibuktikan oleh
|
Pernyataan masalah atau kesalahan konsep, pertanyaan.
Terjadinya komplikasi yang dapat dicegah.
|
Hasil yang diharapkanm kriteria evaluasi pasien akan
|
Menyatakan pemahan penyakit jantung sendiri, rencana
pengobatan, dan efek samping atau reaksi merugikan.
Menyebutkan gejala yang memerlukan perahtian cepat
Mengidentifikasi atau merencanakan perubahan pola hidup
yang perlu.
|
Tindakan/
Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri :
Kaji tingkat pengetahuan pasien / orang terdekat dan
kemampuan dan keinginan untuk belajar
|
Perlu untuk pembuatan rencana instruksi individu.
Menguatkan harapan bahwa ini akan menjadi pengalaman belajar ,
mengidentifikasi secara verbal kesalahpahaman dan memberikan penjelasan.
|
Waspada terhadap tanda pengindraan, contoh mengubah
subjek dari informasi yang ada atau perilaku ekstrem (menolak/euforia)
|
Mekanisme pertahan alamiah seperti marah, menolak
pentingnya situasi dapat menghambat belajar, mempengaruhi respon pasien dan
kemampuan mengasimilasi informasi. Perubahan untuk mengurangi pola / struktur
formal mungkin menjadi lebih efektif sampai pasien atau orang dekat siap
menerima atau memahami situasi tersebut.
|
Mandiri :
Berikan informasi dalam bentuk belajar yang bervariasi,
contoh buku program, tip audio/visual, pertanyaan atau jawaban, aktivitas
kelompok.
|
Penggunaan metode belajar yang bermacam-macam
meningkatkan penterapan materi.
|
Beri penguatan penjelasan faktor resiko, pembatasan
diet atau aktifitas, obat dan gejala yang memerlukan perahatian medis cepat.
|
Memberikan kesempatan pada pasien untuk mencakup
informasi danmengasumsi kontrol /partisipasi dalam program rehabilitasi.
|
Dorong mengidentifikasi penurunan faktor resiko
individu , cntohmerokook, / konsumsi alkohol kegemukan.
|
Perilaku ini/kimia mempunyai efek merugikan langsung
pada fungsi kardiovaskuler dan dapat menganggu penyembuhan, meningkatkan
resiko terhadap komplikasi.
|
Peringatkan untuk menghindari aktivitas isometrik,
manuver valsalva, dan aktivitas yang memerlukan tangan diposisikan diatas
kepala.
|
Aktivitas ini sangat meningkatkan keja jantung/ konsumsi
oksigen miokardia dan dapat merugikan kontaktilitas/curah jantung.
|
Kaji ulang program meningkatkan aktivitas. Didik pasien
sehubungan dengan lanjutan aktivitas secara bertahap, contoh jalan, kerja,
rekreasi, aktivitas seksual, berikan pedoman untukl meningkatkan aktivitas
secara bertahap dan isntruksi sehubungan dengan frekuensi nadi target dan dan
pengambilan nadi yang tepat.
|
Bertahap meningkatkan aktivitas meningkatkan kekuatan
dan mencegah terlalu keras latihan, dapat meningkatkan sirkulasi kolateral
dan memungkinkan kembalinya pola hidup normal.
|
Kaji ulang program meningkatkan tingkat aktivitas.
Didik pasien sehubungan dengan lanjutan aktivitas secara bertahap, contoh,
jalan, kerja rekreasi, aktivitas seksual. Berikan pedoman untuk meningkatkan
aktivitas secara bertahap dans ecara instruksi sehubungan dengan frekuensi
nadi target dan pengambilan nadi yang tepat.
|
Kaji ulang tanda /gejala yang memerlkukan penurunan
aktivitas dan pelaporan pada pemberian kesehatan.
|
Identifikasi alternatif aktivitas pada hari dengan
“cuaca buruk”seperti jalan dalam rumah atau berbelanja.
|
Memberikan program aktivitas berkelanjutan
|
Kaji ulang tanda/gejala yang memerlukan penurunan
aktivitas dan pelaopran pada pemberi perawat kesehatan.
|
Peningkatan nadi diatas batas yanhg dibuat, terjadinya
nyeri dada atau dispnea memrlukan perubahan latihan dan obat program obat.
|
Tekankan pentingnya pentingnya mengikuti perawatan dan
mengidentifikasi sumber dimasyarakat/kelompok pendukung, contoh program
rehabilitasi jantung “kelompok koroner” untuk penghentian kelompok.
|
Memberi tekanan bahwa ini adalah masalah kesehatan
berlanjut dimana dukungan atau bantuan diperlukan setelah pulang
|
Beri tekanan pentingnya menghubungi dokter bila nyeri
dada, perubahan pola angina, akan terjadi gejala lain.
|
Evaluasi berkaala /intervensi dapat menmcegah
komplikasi.
|
Tekankan pentingnya melaporkan terjadinya demam
sehubungan dengan nyeri dada menyebar/tidak khas/pleural, prikardial dan
nyeri sendi.
|
Komplikasi pasca-IM dan inflamasi perikardial.
Memerlukan intervensi/evaluasi media lanjut.
|