Fraktur tulang
00:13
Edit
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya
kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Smeltzer S.C
& Bare B.G, 2001) atau setiap retak atau patah pada tulang yang
utuh (Reeves C.J, Roux G & Lockhart R, 2001).
Fraktur adalah masalah yang akhir-akhir ini sangat banyak menyita
perhatian masyarakat, pada arus mudik dan arus balik hari raya idulfitri
tahun ini banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang sangat banyak yang
sebagian korbannya mengalami fraktur. Banyak pula kejadian alam yang
tidak terduga yang banyak menyebabkan fraktur. Sering kali untuk
penanganan fraktur ini tidak tepat mungkin dikarenakan kurangnya
informasi yang tersedia contohnya ada seorang yang mengalami fraktur,
tetapi karena kurangnya informasi untuk menanganinya Ia pergi ke dukun
pijat, mungkin karena gejalanya mirip dengan orang yang terkilir.
Fraktur lebih sering terjadi pada orang laki-laki daripada perempuan
dengan umur dibawah 45 tahun dan sering berhubungan dengan olahraga,
pekerjaan atau kecelakaan. Sedangkan pada Usila prevalensi cenderung
lebih banyak terjadi pada wanita berhubungan dengan adanya osteoporosis
yang terkait dengan perubahan hormon.
Jenis fraktur
- Complete fraktur (fraktur komplet), patah pada seluruh garis tengah tulang,luas dan melintang. Biasanya disertai dengan perpindahan posisi tulang.
- Closed frakture (simple fracture), tidak menyebabkan robeknya kulit, integritas kulit masih utuh.
- Open fracture (compound frakture / komplikata/ kompleks), merupakan
fraktur dengan luka pada kulit (integritas kulit rusak dan ujung tulang
menonjol sampai menembus kulit) atau membran mukosa sampai ke patahan
tulang. Fraktur terbuka digradasi menjadi:
- Grade I: luka bersih dengan panjang kurang dari 1 cm.
- Grade II: luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif.
- Grade III: sangat terkontaminasi, dan mengalami kerusakan jaringan lunak ekstensif.
- Greenstick, fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya membengkok.
- Transversal, fraktur sepanjang garis tengah tulang.
- Oblik, fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang.
- Spiral, fraktur memuntir seputar batang tulang.
- Komunitif, fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen.
- Depresi, fraktur dengan frakmen patahan terdorong ke dalam (sering terjadi pada tulang tengkorak dan wajah).
- Kompresi, fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang).
- Patologik, fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista tulang, paget, metastasis tulang, tumor).
- Avulsi, tertariknya fragmen tulang oleh ligamen atau tendo pada prlekatannya.
- Epifisial, fraktur melalui epifisis.
- Impaksi, fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang lainnya.
Manifestasi klinis
Nyeri terus menerus, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan ekstremitas, krepitus, pembengkakan lokal dan perubahan warna.
Pemeriksaan
Tanda dan gejala kemudian setelah bagian yang retak di imobilisasi,
perawat perlu mnilai pain ( rasa sakit ), paloor ( kepucatan/perubahan
warna), paralisis ( kelumpuhan/ketidakmampuan untuk bergerak ),
parasthesia ( kesemutan ), dan pulselessnes ( tidak ada denyut )
Rotgen sinar X Pemeriksaan CBC jika terdapat perdarahan untuk menilai banyaknya darah yang hilang.
Penatalaksanaan
Segera setelah cedera perlu untuk me- imobilisasi bagian yang cedera
apabila klien akan dipindhkan perlu disangga bagian bawah dan atas tubuh
yang mengalami cedera tersebut untuk mencegah terjadinya rotasi atau
angulasi.
Prinsip penanganan fraktur meliputi : Reduksi Reduksi fraktur berarti
mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan rotasi anatomis
Reduksi tertutup, mengembalikan fragmen tulang ke posisinya ( ujung
ujungnya saling berhubungan ) dengan manipulasi dan traksi manual. Alat
yang digunakan biasanya traksi, bidai dan alat yang lainnya. Reduksi
terbuka, dengan pendekatan bedah. Alat fiksasi interna dalam bentuk pin,
kaawat, sekrup, plat, paku. Iimobilisasi Imobilisasi dapat dilakukan
dengan metode eksterna dan interna Mempertahankan dan mengembalikan
fungsi Status neurovaskuler selalu dipantau meliputi peredaran darah,
nyeri, perabaan, gerakan. Perkiraan waktu imobilisasi yang dibutuhkan
untuk penyatuan tulang yang mengalami fraktur adalah krg lbh 3 bln.
tergantung dari regio mana yang mengalami fraktur, serta nutrisi yang diberikan.
a. Falang ( jari )
b. Metakarpal
c. Karpal
d. Skafoid
e. Radius dan ulna
f. Humerus
Suprakondiler
Batang
Proksimal ( impaksi )
Proksimal ( dengan pergeseran )
g. Klavikula
h. Vertebra
i. Pelvis
j. Femur
Intrakapsuler
Intratrohanterik
Batang
Suprakondiler
k. Tibia
Proksimal
Batang
Maleolus
l. Kalkaneus
m. Metatarsal
n. falang (jari kaki)
Sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Fraktur_tulang