MAKALAH ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN DALAM MASYARAKAT
01:51
Edit
ASPEK SOSIAL BUDAYA
YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN DALAM MASYARAKAT
Makalah
Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya
Dasar
Dosen pengampu :
Disusun Oleh :
1.
Dita Meiva Indriani (4201.0111.A....)
2.
Kunidah (4201.0111.A...)
3.
Nuradidah (4201.0111.A...)
4. Yunani (4201.0111.A....)
5.
Zahrotul Laily Luthfiyani (4201.0111.A....)
S1 Keperawatan
STIKes Cirebon Kampus 2 RS Ciremai
Jl. Kesambi No.237 Cirebon Telp. (0231)
248947
Kata Pengantar
Puji
syukur kami panjatkan ke hadirat
Allah SWT. bahwa kami telah menyelesaikan
tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya
Dasar dengan membahas Aspek
Sosial Budaya yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan Dalam Masyarakat
Makalah ini kami tulis berdasarkan hasil pencarian kami dari beberapa
sumber. isi makalah ini mencakup tentang
Pengertian masyarakat,
unsure-unsur masyarakat, pengertian budaya, unsure-unsur budaya, perubahan
social budaya, budaya yang mempengaruhi kesehatan, aspek social budaya yang
mempengaruhi perilaku kesehatan dan status kesehatan, aspek budaya yang
mempengaruhi status kesehatan dan perilaku kesehatan dan perubahan social
budaya.
Makalah ini di harapkan cukup untuk memberikan pengertian tentang aspek
social budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan dalam masyarakat.
Sudah tentu makalah ini masih jauh dari sempurna dan juga masih banyak
kekurangannya. Maka saran, petunjuk
pengarahan, dan bimbingan dari berbagai pihak sangat kami harapkan.
Semoga makalah ini mendapat Ridho dari Allah SWT, dan bisa bermanfaat
bagi kita semua.
Cirebon, 20 Juni
2012
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah
kesehatan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam mewujudkan
sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pembangunan di bidang kesehatan
diharapkan akan semakin meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat dan pelayanan
kesehatan dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat secara memadai (Dinas
Kesehatan, 2007). Berhasilnya pembangunan kesehatan ditandai dengan lingkungan
yang kondusif, perilaku masyarakat yang proaktif untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah terjadinya penyakit, pelayanan kesehatan
yang berhasil dan berdaya guna tersebar merata di seluruh wilayah
Indonesia.Akan tetapi pada kenyataanya, pembangunan kesehatan masih jauh dari
yang diharapkan. Permasalahan-permasalahan kesehatan masih banyak terjadi.
Beberapa diantaranya adalah: penyakit-penyakit seperti DBD, flu burung, dan
sebagainya yang semakin menyebar luas, kasus-kasus gizi buruk yang semakin
marak, prioritas kesehatan rendah, serta tingkat pencemaran lingkungan yang
semakin tinggi. sebenarnya individu yang menjadi faktor penentu dalam
menentukan status kesehatan. Dengan kata lain, merubah pola hidup ataupun kebudayaan
tentang kesehatan yang biasa kita lakukan dan mengikuti perubahan zaman.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan Masyarakat ?
2. Apakah
yang dimaksud dengan Budaya ?
3. Apakah
yang dimaksud dengan perubahan social budaya ?
4. Apakah
yang dimaksud dengan Budaya yang Mempengaruhi Kesehatan ?
5. Apakah
yang dimaksud dengan Aspek Sosial Budaya yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan
dan Status Kesehatan ?
6. Apakah
yang dimaksud dengan Aspek Budaya yang Mmempengaruhi Perilaku Kesehatan dan Status
Kesehatan ?
7. Apakah
yang dimaksud dengan Perubahan Sosial Budaya ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari
pembuat makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas kuliah juga agar kita
mengetahui apa saja aspek aspek social budaya yang mempengaruhi perilaku
kesehatan masyarakat.
BAB II
ISI
2.1 Mayarakat
Manusia merupakan
makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam
lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan,
keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan
lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang
berkesinambungan dalam suatu masyarakat. Adapun pengertian masyarakat menurut
para ahli antara lain :
1.
Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang
yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
2.
Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang
menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya
pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3.
Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau
kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
4.
Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat
merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu
yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama
serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia
tersebut.
5.
Menurut Koentjaraningrat (1996): masyarakat adalah kesatuan
hidup manusia yang berinteraksi sesuai dengan sistem adat istiadat tertentu yang
sifatnya berkesinambungan dan terikat oleh rasa identitas bersama
6.
Menurut Gillin (1954): masyarakat adalah kelompok manusia
yang besar yang mempunyai kebiasaan, sikap, tradisi dan perasaan persatuan yang
sama
Faktor-Faktor
/ Unsur-Unsur Masyarakat . Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya
memuat unsur sebagai berikut ini :
1. Berangotakan minimal dua
orang.
2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
Ciri / Kriteria Masyarakat Yang Baik. Menurut
Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpolan
manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.
1. Ada sistem tindakan utama.
2. Saling setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia.
2. Saling setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia.
2.2 Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi
(budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,
yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan.
Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture
juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
·
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan
masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa
segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
·
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu
yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian
disebut sebagai superorganic.
·
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung
keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi
segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
·
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan
merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
·
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi,
kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai
definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah
sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai
komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
- Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
- alat-alat teknologi
- sistem ekonomi
- keluarga
- kekuasaan politik
- Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
- sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
- organisasi ekonomi
- alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
- organisasi kekuatan (politik)
2.3 Perubahan Sosial Budaya
Dalam teori HL blum tentang status
ksehatan,maka dijelaskan tentang beberapa faktor yang mempengaruhi status
kesehatan, antara lain:
1.
lingkungan yang terdiri dari lingkungan fisik,social
budaya,ekonomi,prilaku,keturunan,dan pelayanan kesehatan.
2. Blum juga
menjelaskan,bahwa lingkungan sosial budaya tersebut tidak saja mempengaruhi
status kesehatan,tetapi juga mempengaruhi perilaku kesehatan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa
masyarakat Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa yang mempunyai latar
budaya yang beraneka ragam.lingkungan budaya tersebut sangat mepegaruhi tingkah
laku manusia yang memiliki budaya tersebut,sehingga dengan beranekaragam
budaya,menimbulkan variasi dalam perilaku manusia dalam segala hal, termasuk
dalam perilaku kesehatan.
Dengan masalah tersebut,maka petugas
kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dangan latar
budaya yang beraneka ragam, perlu sekali mengetahui budaya dan masyarakat yang
dilayaninya,agar pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat akan
memberikan hasil yang optimal,yaitu meningkatkan kesehatan masyarakat.
Manusai adalah mahluk sosial yang
dalam kehidupannya tidak bisa hidup sendiri sehingga membentuk kesatuan hidup
yang dinamakan masyarakat.dengan definisi tersebut,Ternyata pengertian
masyarakat masih dirasakan luas dan abstrak sehingga untuk lebih konkretnya
maka ada beberapa unsur masyarakat,unsur masyarakat dikelompokan menjadi 2 bagian
yaitu:
1. kesatuan
sosial dan
2. pranata
sosial.
Kesatuan sosial merupakan bentuk dan
susunan dari kesatuan-kesatuan individu yang berinteraksi dengan kehidupan
masyarakat.sedangkan yang dimaksud , pranata
sosial adalah himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada
suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat. norma-norma tersebut
memberikan petunjuk bagi tingkah laku seseorang yang hidup dalam masyarakat. Kebudayaan.
dalam pengertian yang terbatas,banyak orang yang memberikan definisi kebudayaan
sebagai bangunan yang indah,candi,tari-tarian,seni suara dan seni rupa.
Taylor memberikan definisi
kebudayaan sebagai keseluruhan yang komleks yang didalamnya terkandung ilmu
pengetahuan,kepercayaan dan kemampuan kesenian.moral hukam adat istiadat dan
kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota
masyarakat.sedangkan menurut Koentjaraningrat mendefinisikan bahwa kebudayaan
adalah seluruh kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata
kelakuan yang haus didapatkannya dengan belajar dan yang semuanya tesusun dalam
kehidupan masyarakat.
2.4 Aspek Sosial Budaya yang Mempengaruhi
Perilaku Kesehatan dan Status Kesehatan
Selanjutnya dijelaskan beberapa
aspek sosial budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan dan status
kesehatan.yang pertama yaitu:
1).umur
2).jenis kelamin
3).pekerjaan.
4).sosial ekonomi
jika dilihat dari aspek umur,maka ada
perbedaan golongan penyakit berdasarkan golongan umur.misalnya dikalangan
balita banyak yang menderita penyakit infeksi, sedangkanpada golongan dewasa
atau usia lanjut lebih banyak menderita penyakit kronis.demikian juga dengan aspek golongan menurut jenis
kelamin,dikalangan wanita lebih banyak menderit kanker payudara,sedangkan pada pria,lebih banyak
menderita kanker prosat.begitu juga dengan jenis pekerjaan,dikalangan petani
lebih banyak menderita penyakit cacingan,karena aktifiasnya banyak dilakukan
disawah,sedangkan pada buruh tekstil lebih banyak menderita penyakit salura
pernafasan kaena banyak terpapar debu. keadaan sosial ekonomi juga mempengaruhi
pada pola penyakit,bahkan juga berpengaruh pada kematian, misalnya angka kematian
lebih tinggi pada golonga yang status ekonominya rendah dibandingkan dengan
status ekonominya tinggi. demikian juga obesitas lenih ditemukan pada kalangan
masyarakat dengan status ekonoinya tinggi.
Menurut H Ray Elling (1970) ada
beberapa faktor sosial yang berpengaruh pada perilaku kesehatan.antara lain
1.self concept
2.image
kelompok.G.M foster menambahkan,bahwa identifikasi individu kepada
kelompoknya juga berpengaruh terhadap perilaku kesehatan.
A.pengaruh self concept
kita ditentukan oleh tingkat kepuasan atau
tidak kepuasan yang kita rasakan terhadap diri kita sendiri,terutama bagaimana
kita ingin memperlihatkan diri kita kepada orang lain,oleh karena itu,secara
tidak langsung self concept kita cenderung mementukan,apakah kita akan menerima
keadaan diri kita seperti adanya atau berusaha untuk mengubahnya.
Self concept adalah faktor yang
penting dalam kesehatan,karena mempengaruhi perilaku masyarakat dan juga
perilaku petugas kesehatan.
B.pengaruh image kelompok.
image seseorang individu sangat
dipengaruhi oleh image kelompok.sebagai contoh,seorang anak dokter akan
terpapar oleh organisasi kedokteran dan orang-orang dengan pendidikan
tinggi,sedangkan anak petani tidak terpapar dengan lingkungan medis,dan besar
kemungkinan juga tidak becita-cita untuk menjadi dokter.
C.pengaruh identifikasi kelompok sosialnya terhadap
perilaku kesehata.
Identifikasi kelompok kecilnya
sangat penting untuk memberikan keamanan psikologis dan kepuasan dalam
pekerjaan mereka.
2.5 Aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan
dan perilaku kesehatan
Menurut G.M foster(1973)Aspek budaya
yang dapat mempengaruhi kesehatan seseorang antaa lain adalah:
1.tradisi
2.sikap fatalism
3.nilai
4.ethnocentrisme
5.unsur budaya dipelajari pada
tingkat awal dalam proses sosialisasi.
A.pengaruh tradisi terhadap perilau kesehatan dan
status kesehatan.
Ada beberapa tradisi dalam
masyarakat yang dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan masyarakat, misalnya
di New Guinea, pernah terjadi wabah penyakit kuru.penyakit ini menyerang
susunan saraf otak dan penyebabnya adalah virus.penderita hamya terbatas pada
anak-anak dan wanita.setelah dilakukan penelitaian ternyata penyakit ini
menyebar karena adanya tadisi kanibalisme.
B.pengaruh sikap fatalism terhadap perilaku dan status
kesehatan.
Hal ini adalah sikap fatalism yang
juga mempengaruhi perilaku kesehatan,beberapa anggota masyarakat di kalangan
kelompok yang beragama Islam percaya bahwa anak adalah ttipan Tuhan,dan sakit
atau mati itu adalah takdir,sehingga masyarakat kurang berusaha untuk mencari
pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit,atau menyelamatkan seseorang
dari kematian.
C.pengaruh sikap Ethnosentris terhadap perilaku dan
status kesehatan
Sikap ethnosentrime adalah sikap
yang memandang bahwa kebudayaan sendiri yang paling baik jika dibandingkan
dengan kebudayaan pihak lain.misalnya orang-orang barat merasa bangga terhadap
kemajuan ilmu dan teknologi yang dimilikinya,dan selalu beranggapan bahwa
kebudayaannya paling maju,sehingga merasa superior terhadap budaya dari
masyarakat yang sedang berkembang. tetapi dari sisi lain,semua anggota dari
budaya lainnya menganggap bahwa yang dilakukan secar alamiah adalah yang
terbaik. Oleh karena itu,sebagai petugas kesehatan kita harus menghindari sikap
yang menganggap bahwa petugas adalah orang yang paling pandai,paling mengetahui
tentang masalah kesehatan karena pendidikan petugas lebih tinggi dari
pendidikan masyarakat setempat sehingga tidak perlu mengikut sertakan masyarakat
tersebut dalam masalah kesehatan masyarakat.dalam hal ini memang petugas lebih
menguasai tentang masalah kesehatan,tetapi masyarakat dimana mereka
bekerja lebih mengetahui keadaan di masyarakatnya sendiri.
D.pengaruh perasaan bangga pada statusya,terhadap
perilaku kesehatan.
suatu perasaan bangga terhadap
budayannya berlaku bagi setiap orang.hal tersebut berkaitan dengan sikap
ethnosentrisme.
E.pengaruh norma terhadap perilaku kesehatan.
Seperti halnya dengan rasa bangga
terhadap statusnya,norma dimasyarakat sangat mempengaruhi perilaku kesehatan
dari anggota masyarakatnya yang mendukung norma tersebut. sebagai contoh,untuk
menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak mengalami hambatan karena adanya
norma yang melarang hubungan antara dokter sebagai pemberi layanan dengan ibu
hamil sebagai pengguna layanan
F.pengaruh nilai terhadap perilaku kesehatan
Nilai yang berlaku dalam masyarakat
berpengaruh terhadap perilaku kesehatan.nilai-nilai tersebut ada yang menunjang
dan ada yang merugikan kesehata.beberapa nilai yang merugikan kesehatan
misalnya adalah penilaian yang tinggi terhadap beras putih meskipun masyarakat
mengetahiu bahwa beras merah lebih banyak mengandung vitamin B1 jika
dibandingkan dengan beras putih,masyarakat ini memberikan nilai bahwa beras
putih lebih enak dan lebih bersih.
Contoh lain adalah masih banyak
petugas kesehatan yang merokok meskipun mereka mengetahui bagaimana bahaya merokok terhadap kesehatan.
G.pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat
awal dari proses sosialisasi terhadap perilaku kesehatan
Pada tingkat awal proses
sosialisasi,seorang anak diajakan antara lain bagaimana cara makan,bahan
makanan apa yang dimakan,cara buang air kecil dan besar,dan lain-lain. kebiasaan
tersebut terus dilakukan sampai anak tersebut dewasa dan bahkan menjadi
tua.kebiasaan tersebut sangat mempngaruhi perilaku kesehatan yang sangat sulit
untuk diubah.
H.pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku
kesehatan
Tidak ada perubahan yang terjadi
dalam isolasi,atau dengan perkataan lain,suatu perubahan akan menghasilkan
perubahan yang kedua dan perubahan yang ketiga.apabila seorang pendidik
kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku kesehatan masyarakat,maka yang
harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang akan terjadi jika melakukan
perubahan,menganalisis faktor-faktor yang terlibat/berpengaruh terhadap
perubahan,dan berusaha untuk memprediksi tentang apa yang akan terjadi dengan
perubahan tersebutapabila ia tahu budaya masyarakat setempat dan apabila ia
tahu tentang proses perubahan kebudayaan,maka ia harus dapat mengantisipasi
reaksi yang muncul yang mempengaruhi outcome dari perubahan yang telah
direncanakan.
2.6 PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
- Karena perilaku dipengaruhi budaya, maka untuk merubah perilaku juga harus dirubah budayanya
- Bentuk perubahan sosial budaya:
- Perubahan yang terjadi secara lambat dan cepat
- Perubahan yang pengaruhnya kecil dan yang pengaruhnya besar
- Perubahan yang direncanakan dan yang tidak direncanakan
- Perubahan kebudayaan yang terjadi dalam jangka waktu pendek disebut inovasi
- Syarat inovasi:
- Masyarakat merasa membutuhkan perubahan
- Perubahan harus dipahami dan dikuasi masyarakat
- Perubahan dapat diajarkan
- Perubahan memberikan keuntungan di masa yang akan datang
- Perubahan tidak merusak prestise pribadi dan kelompok
Penyebab
perubahan tidak meluas:
- Pengguna perubahan baru mendapat suatu hukuman
- Penemuan baru sulit diintegrasikan ke dalam pola kebudayaan yang ada
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Untuk
mencapai status kesehatan yang baik, baik fisik, mental maupun kesejahteraan
sosial, setiap individu atau kelompok harus mampu mengidentifikasi setiap
aspirasi, untuk memenuhi kebutuhan, dan mengubah atau mengantisipasi keadaan
lingkungan agar menjadi lebih baik. Kesehatan, sebagai sumber kehidupan
sehari-hari, bukan sekedar tujuan hidup. Kesehatan merupakan konsep yang
positif yang menekankan pada sumber-sumber social, budaya dan personal. Dengan
teori Blum ini kita dapat memperbaiki kondisi lingkungan yang buruk, dan juga
hal-hal yang dapat mempengaruhi status kesehatan. Seperti dengan cara memperbaiki
4 aspek utama kesehatan, yaitu genetik,
lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan.
3.2 Saran
Melihat kondisi kesehatan dan
kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, maka perlu peran aktif semua pihak
dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat,.Penyedia layanan kesehatan,
masyarakat, pemerintah dan perusahaan perlu menjabarkan peta jalan pengembangan
kesehatan masyarakat secara terpadu dan berkelanjutan.,Dibutuhkan kerjasama
dalam merumuskan dan mengembangkan program kesehatan masyarakat sesuai
karakteristik daerah setempat sehingga tahap perubahan menuju masyarakat
sehat dalam pengelolaan kesehatan masyarakat menjadi bagian kesadaran dan
pengetahuan masyarakat dan pada akhirnya memiliki self belonging bahwa
kesehatan merupakan milik dan tanggung jawab bersama. Selain itu, pola
penyegaran, pembinaan, pemberdayaan dan penguatan jaringan organisasi
Puskesmas, Poskesdes, Posyandu, UKS/UKGS dan PMR sangatlah penting didalam
mengembangkan sistem kesehatan masyarakat dengan tujuan menuju masyarakat sehat
dan sejalan dengan melibatkan masyarakat semaksimal mungkin. Dengan partisipasi
semaksimal mungkin dari organisasi aktif yang berada di masyarakat seperti Kader
Posyandu, PKK, Taruna Karya, Pramuka, Sarjana Penggerak Pedesaan dan organisasi
lainnya serta didukung oleh MUSPIDA setempat.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Notoatmodjo, 2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi,
Jakarta, Rineka Cipta
2.
Fisher, Augrey, 1986, Theories of Communication (Terjemahan
Soejono Trimo), Bandung, Remaja Karya
3.
Green, 1980, Health Education Planning, A Diagnostic
Approach, The John Hopkins University, Maryland, Mayfield Publishing Company
4.
Koentjaraningrat, 1996, Pengantar Anthropologi
5.
Elling, Socio Cultural Influences On Health and Health Care
6.
Foster, 1973, Traditional Societes in Technological Change
7.
Elling,Ray,H,socio cultural influences on health and
helth care
8.
Foster,G,M, traditional societes in technological change,1973.Loentjaraningrat,pengantar
anthropologi,1996
9.
Kresno,sudarti,dkk.pencarian pertolongan
pengobatan bagi anak balita dengan diare di Jakarta utara,1996
10. Notoatmodjo,Soekidjo,promosi
kesehatan teori dan aplikasi,edisi revisi,rineka cipta,Jakarta,2010